Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curah Hujan Tinggi Sebabkan Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru, Warga Diimbau Waspada

Kompas.com - 10/02/2023, 11:52 WIB
Miftahul Huda,
Krisiandi

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Banjir lahar dingin kembali menerjang aliran sungai yang berhulu langsung ke Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Banjir lahar dipicu oleh tingginya curah hujan yang beberapa pekan terakhir mengguyur Kabupaten Lumajang. Utamanya kawasan pegunungan Semeru.

Dua hari terakhir, getaran banjir lahar berdurasi 8-40 menit terekam seismograf Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dengan amplitudo maksimal 8 - 20 milimeter.

Kepala Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru Liswanto mengatakan, ada empat aliran sungai yang berpotensi besar dilewati banjir lahar Semeru.

Baca juga: Terdampak Hujan Abu karena Erupsi Gunung Semeru, Warga: Ganggu Penglihatan, Apalagi Kalau Naik Motor

Keempat aliran sungai yang dimaksud adalah Sungai Besuk Kobokan, Besuk Lengkong (Kali Lanang), Besuk Kembar, dan Besuk Bang.

"Ada beberapa daerah aliran sungai berpotensi besar terdampat banjir lahar hujan Gunung Semeru yakni Besuk kobokan, Besuk lengkong (kali lanang), Besuk Kembar arah selatan, dan Besuk bang arah selatan," kata Liswanto di PPGA Semeru, Jumat (10/2/2023).

Diberitakan sebelumnya, banjir lahar dingin Gunung Semeru membuat satu unit truk pengangkut pasir terjebak di tengah aliran sungai.

Meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa, kondisi ini menjadi peringatan bagi para penambang pasir yang sedang bekerja di aliran sungai untuk segera menepi jika kondisi cuaca di atas gunung sudah mulai turun hujan.

Pemerintah Kabupaten Lumajang telah beberapa kali mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas pertambangan dalam radius 13 kilometer dari puncak seperti yang direkomendasikan PVMBG.

Baca juga: As Roda Patah Saat Melintasi Sungai, Truk Pasir di Lumajang Terjebak Lahar Dingin Semeru

Namun, masih banyak warga yang tetap nekat menambang meski telah dilarang supaya bisa tetap menghidupi keluarganya.

Kepala BPBD Lumajang Patrua Dwi Hastiadi mengimbau warga yang masih melakukan aktivitas pertambangan untuk selalu meningkatkan kewaspadaannya dan mengindahkan arahan petugas apabila getaran banjir lahar sudah mulai terekam pos pantau.

"Kami minta warga selalu waspada dan jangan ngeyel. Karena curah hujan tinggi ini berpotensi tinggi bahaya sekunder pasca erupsi yakni banjir lahar hujan," imbaunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com