KOMPAS.com - Warga Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Malang, Jawa Timur dihebohkan dengan tewasnya L (33) di dalam rumahnya.
Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (31/1/2022) pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu anak L keluar dari rumah berteriak 'mamaku dibunuh, mamaku dibunuh'.
Teriakan anak L membuat warga terkejut dan mereka melihat Sukarni (30) keluar dari rumah korban dengan kondisi berlumuran darah.
Dengan memegang pisau yang juga penuh darah, Sukarni kabur ke arah belakang rumah menuju ke hutan.
Sementara L ditemukan dengan luka parah di leher dan ia pun dinyatakan meninggal dunia.
Baca juga: 40 Hari Buron, Sukarni Terduga Pembunuh Selingkuhan di Malang Tewas Gantung Diri
Kasus pembunuhan L diduga dilatarbelakangi hubungan asmara terlarang.
L diketahui baru 2 minggu pulang ke rumah sang suami, N di Desa Lebakharjo. Empat tahun lalu, ia sempat kabur bersama Sukarni ke Batam.
Dari hubungannya dengan Sukarni, L memiliki anak yang saat ini berusia 2 tahun. Selama di Batam, hubungan L dan Sukarni retak.
Puncaknya adalah L memiliki pulang ke Malang dan kembali ke sang suami, N dan anak-anaknya.
Pilihan L untuk kembali ke keluarga membuat Sukarni gelap mata. Ia pun kerap mengancam akan membunuh L melalui pesan gambar, video hingga pesan suara.
Sukarni pun kembali ke Malang dan mengintai rumah L. Lalu pada Minggu (19/12/2022), ia diam-diam masuk ke dalam rumah L.
Ia kemudian melukai leher L dan menusuk dadanya hingga perempuan 33 tahun itu tewas. Ironisnya, pembunuhan dilakukan Sukarni di depan dua anak L yang masih di bawah umur.
"L baru pulang ke suaminya. Baru beberapa hari di rumah suaminya, ternyata dia dibunuh. Diduga pelaku tidak terima L pulang ke rumah suaminya," kata Sumarno, Kepala Desa Lebakharjo, Senin (19/12/2022).
Sukarni kemudian kabur dan diduga ia bersembunyi di dalam hutam.
Setelah empat puluh hari menjadi buron, Sukarni ditemukan tewas gantung diri di belakang SD yang jaraknya tak jauh dari rumah L.