PAMEKASAN, KOMPAS.com – Para petani di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengeluh kelangkaan pupuk subsidi jenis urea yang telah terjadi sejak November 2022.
Para petani di Pamekasan resah karena tanaman padi mereka menguning karena kekurangan pupuk. Belum lagi masalah kekurangan air akibat cuaca yang tak menentu.
Baca juga: Warga Pamekasan Keluhkan Banyak PJU Mati, Pemkab Sebut Ada yang Dirusak untuk Dicuri Kabelnya
Kelangkaan pupuk berdampak terhadap kenaikan harga. Pupuk subsidi jenis urea ukuran 50 kilogram bisa dijual Rp 185.000 hingga Rp 200.000.
Salah satu petani di Desa Lancar, Kecamatan Larangan, Farimo mengatakan, salah satu kios di desanya menjual pupuk urea subsidi seharga Rp 200.000.
Padahal, mengacu pada ketentuan harga eceran tertinggi dari pemerintah, harga pupuk urea ukurang 50 kilogram maksimal Rp 112.000.
“Saya tidak cukup uang untuk membeli urea Rp 200.000. Pemupukan menggunakan pupuk organik saja,” kata Farimo saat dikonfirmasi, Rabu (18/1/2023).
Pemupukan dengan cara organik tidak mampu merangsang pertumbuhan tanaman padi dengan cepat. Akibat kekurangan pupuk, tanaman padi petani banyak yang menguning.
“Padi petani sekarang ini terancam rusak karena kekurangan pupuk,” imbuh Farimo.
Petani asal Desa Bicorong, Kecamatan Pakong, Abdul Basit mengaku harus membeli pupuk urea seharga Rp 200.000. Untuk mendapatkan pupuk itu, ia harus memesan jauh-jauh hari.
“Ada uang ada barang. Itu pun awalnya Rp 185.000. Kalau sudah mau diambil dimintai tambahan Rp 15.000. Jadi harga per sak Rp 200.000,” terang Abdul Basit.
Meski mahal, Basit terpaksa membeli pupuk itu karena tanaman padi sudah waktunya pemupukan.
“Kalau tidak dipupuk bisa gagal padi saya. Terpaksa meskipun mahal harus membelinya,” ungkap Basit.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan Ajib Abdullah menyebut, stok pupuk di Pamekasan aman selama 2022.
Stok pupuk telah didistribusikan kepada masing-masing kios dan kelompok petani. Ia menyebut, pupuk dengan harga mahal itu karena adanya permainan dari sejumlah pihak tak bertanggung jawab.
“Kata siapa pupuk mahal? Kalau mahal itu karena permainan oknum kios dan oknum kelompok tani,” kata Ajib.
Baca juga: Cerita Lengkap Polisi di Pamekasan Jual Istri ke Sesama Polisi, Sempat Dilaporkan ke Propam
Ajib berjanji menelusuri masalah kelangkaan pupuk yang dikeluhkan para petani. Menurut data DKPP Pamekasan, ketersediaan pupuk sudah sesuai usulan para kelompok tani.
“Tidak mungkin ada kekurangan pupuk. Dari pengajuan kelompok tani, sudah kami tambahkan. Kalau ada kios nakal, silahkan laporkan akan kami tindak tegas,” ungkapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.