Sebelumnya pihak desa menurut Purwanto pernah mengusulkan nama Marsi untuk mendapat bantuan pangan non tunai BPNT.
Alasan pengusulan nama Marsi karena sejak pemerintah menghentikan program bantuan bagi penyandang cacat berat atas nama Supriyanto sebesar Rp 300.000 dan diganti menjadi program PKH, bantuan untuk Supriyanto menyusut tinggal Rp 200.000 per bulan.
Pemerintah desa beralasan, Marsi yang juga mengalami cacat pada kakinya akan teringankan beban hidupnya jika menerima bantuan BPNT sebesar Rp 200.000 per bulan.
“Ibu Marsi juga cacat, harapan kita kalau menerima bantuan BPNT bisa meringankan, dengan bantuan tersebut bisa membeli lauk. Tapi setelah nama Ibu Marsi kita usulkan, bantuan untuk Supriyanto justru tidak bisa dicairkan,” imbuhnya.
Bantuan pangan BPNT untuk Marsi yang diusulkan bahkan juga tidak bisa langsung cair. Baru sekitar 7 bulan terakhir Marsi menerima bantuna BPNT sebesar Rp 200.000 per bulan.
Menurut Purwanto, pemerintah desa telah berupaya mengurus permasalahan kesalahan NIK yang tertukar milik Supriyanto melalui pendaping desa, namun sampai saat ini kesalahan NIK tersebut belum ada hasilnya.
Untuk membantu keadaan Marsi, pemerintah desa mengusulkan bantuan dari Dana Desa untuk Supriyanto.
“Tahun ini kita usulkan bantuan untuk Supriyanto agar bisa tercover melalui Dana Desa, kalau PKHnya nanti sudah keluar bantuan tersebut sesuai kesepakatan akan dialihkan untuk yang lain,” ucapnya.
Sementara Dinas Sosial Kabupaten Magetan dikonfirmasi Kompas.com mengaku telah melakukan upaya penelusuran terhadap mandeknya bantuan PKH untuk Supriyanto.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Magetan Parminto Budi Utomo mengatakan, dari hasil penelurusan yang dilakukan, tidak cairnya PKH Supriyanto karena nomor rekening bansos atas nama tersebut tidak menggunakan NIK Supriyanto, tapi atas nama NIK ibunya, Marsi.
”Kita telah melakukan cek dengan pendamping PKH dengan memadankan data adminduk input data disesuaikan dengan data SIKNG dengan operator kecamatan. Sudah kita laporkan ke pusat, kita hanya bisa menunggu hasilnya karena keputusannya di pusat,” katanya.
Beruntung banyak tetangga Marsi yang berbaik hati untuk mengulurkan tangan memberi bantuan baik beras maupun lauk pauk.
“Kita sering nggak punya beras. Beruntung tetangga membantu,” Kata Marsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.