NGANJUK, KOMPAS.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Nganjuk mendorong pelaksana proyek Tugu Asmaul Husna Tanjunganom melapor ke kantor polisi setempat.
DLH Nganjuk menduga Tugu Asmaul Husna di Simpang Tiga Warujayeng, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, yang belum lama ini selesai dibangun sengaja dirusak orang tak bertanggung jawab.
Baca juga: Belum Sebulan, Tugu Senilai Rp 65 Juta di Nganjuk Sudah Rusak
“Ini ada masukan dari teman-teman kepala dinas. Itu karena perusakan ya harusnya dilaporkan ke Polsek, perusakan aset,” kata Kepala DLH Nganjuk Subani, kepada Kompas.com, Selasa (10/1/2023).
Subani menduga Tugu Asmaul Husna yang berbentuk menyerupai bola lampu raksasa berbahan akrilik itu sengaja dipecah orang tak bertanggung jawab.
“Akriliknya itu pecah, mungkin disawat (dilempar benda tumpul) orang, nek gak ditutuk wong (kalau tidak dipukul orang),” tutur Subani.
Proyek Tugu Asmaul Husna Tanjunganom ini dikerjakan oleh Margo Mulyo. Pembangunan tugu ini rampung pada akhir Desember 2022.
Nilai pagu Tugu Asmaul Husna mencapai Rp 65.516.000, dengan HPS sebesar Rp 65.515.803. Pembangunan proyek ini bersumber dari APBD Perubahan 2022.
“Ya (pengerjaan selesai) Desember terakhir sesuai dengan kontrak,” jelas Subani.
Subani melanjutkan, Tugu Asmaul Husna Tanjunganom masih dalam masa pemeliharaan pihak pelaksana proyek.
“Masa pemeliharaan dua bulan, 60 hari,” paparnya.
Berdasarkan informasi yang diterima Kompas.com, Tugu Asmaul Husna yang rusak tersebut berbahan akrilik. Bagian yang jebol berada di sisi timur.
Salah satu warga setempat, Fadil, menyayangkan rusaknya Tugu Asmaul Husna Tanjunganom. Padahal tugu tersebut baru selesai dibangun.
“Sangat disayangkan. Apalagi ini kan kabarnya menghabiskan anggaran Rp 60 juta,” ucap Fadil.
Baca juga: Kejaksaan Geledah Rumah Staf Kemenag Nganjuk yang Diduga Potong Dana BOP
Warga lainnya, Khoiruddin mengaku mendengar suara ledakan pada Minggu (8/1/2023) malam. Suara itu ternyata berasal dari Tugu Asmaul Husna.
“Kejadiannya malam, saya mendengar suara ledakan cukup keras,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.