SURABAYA, KOMPAS.com - Rumah Sakit Darurat milik Pemerintah Kota Surabaya resmi dinonaktifkan seiring pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan melandainya kasus Covid-19 di Kota Pahlawan.
Saat ini, seluruh fasilitas di RS Darurat, mulai dari tempat tidur hingga tabung oksigen dibagikan ke fasilitas kesehatan masyarakat (Fasyankes) di Surabaya.
Antara lain Puskesmas, RSUD dr Soewandie, dan Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada (RS BDH).
Baca juga: Atasi Konflik Pertanahan di Surabaya, Hadi Tjahjanto Tawarkan Tiga Solusi
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, penyaluran fasilitas di RS Darurat ke sejumlah fasyankes di Kota Surabaya dilakukan untuk mempercepat pelayanan kesehatan di Kota Surabaya.
Terlebih, sejak kasus Covid-19 jauh menurun, RS Darurat cenderung tak lagi dihuni pasien Covid-19.
"RS Darurat dibangun untuk mengantisipasi BOR tinggi di rumah sakit. Sekarang (RS Darurat) sudah kita lepas. Jadi (fasilitasnya) dialihkan ke puskesmas, fasyankes yang lebih membutuhkan," kata Eri Cahyadi di Surabaya, Jumat (6/1/2023).
Baca juga: PDAM Surabaya Berencana Produksi Air Minum Dalam Kemasan, Investasi Rp 10 Miliar
Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina mengutarakan, pembagian fasilitas alat-alat kesehatan kepada Puskesmas dan RSUD milik Pemkot Surabaya telah dilakukan secara bertahap sejak awal 2022 lalu.
Alat-alat kesehatan itu yakni berupa tabung oksigen, tempat tidur, dan lainnya.
Alat tersebut diambil dari dua rumah sakit darurat, yakni RS Lapangan Tembak serta RS Darurat di Gelora Bung Tomo, Surabaya.
Alat kesehatan itu diberikan ke sejumlah fasilitas layanan kesehatan, seperti puskesmas, RSUD dr Soewandie dan RS BDH Surabaya.
"Fasilitas yang ada di RS Darurat, secara bertahap sudah dilakukan pendistribusian ke RSUD BDH, RSUD dr Soewandhie dan puskesmas-puskesmas. Kami lakukan sejak awal tahun 2022," ujar Nanik.
Adapun, fasilitas yang belum terdistribusikan ke sejumlah fasyankes saat ini adalah tempat tidur pasien sejumlah 102 unit, tempat tidur periksa 300 unit, hepa filter dua unit, dan oksigen konsentrat 100 unit. Secara keseluruhan, jumlahnya ada 504 unit.
Nanik menjelaskan, sebanyak 504 unit fasilitas kesehatan itu masih berada di RS Lapangan Tembak dan secepatnya akan segera didistribusikan ke sejumlah fasyankes di Kota Pahlawan.
Sementara jumlah fasilitas kesehatan di RS Darurat yang terletak di GBT sudah tersalurkan semuanya.
"Fasilitas kesehatan yang masih tersisa, ada di RS Lapangan Tembak. Secepatnya akan kami disteribusikan ke RS (yang dikelola pemkot) dan puskesmas. Kalau RS Darurat di GBT sudah bersih, sudah tersalurkan," tutur dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.