SUMENEP, KOMPAS.com - Ahyar (50), warga Kepulauan Masalembu, Sumenep, dirundung kesedihan mendalam, Selasa (27/12/2022).
Rasa sedih yang bercampur penyesalan itu lantaran ia tak bisa menemani anaknya, Salman Alfarisi (15), yang mendadak sakit di rumahnya di Masalembu.
Ahyar yang sedang berapa di Kalianget Sumenep tak bisa menyeberang ke Masalembu lewat jalur laut karena cuaca buruk. Ia cuma bisa mendengar kabar demi kabar anaknya dari adik ipar di Masalembu.
Hingga akhirnya, Ahyar mendengar berita yang sangat tidak ia harapkan, Salman tutup usia.
Ia cuma bisa menangis dari kejauhan. Meratapi nasibnya yang ditinggal anak pertamanya itu.
Ahyar bersama Misdahliya (38), istrinya, tak bisa lagi membendung tangis saat mendengar kabar itu. Ia merasa langit telah runtuh. Apalag ia tak bisa melihat wajah anaknya untuk terakhir kali.
"Tidak ada jalan (untuk berlayar). Gelombang besar terjadi di perairan Masalembu, jadi saya tidak bisa keluar (dari Pelabuhan Kalianget) ke Masalembu," kata Ahyar di Pelabuhan Kalianget, Selasa.
Untuk diketahui, jarak tempuh dari Kalianget menuju Masalembu sekitar 19 jam perjalanan laut. Satu2nya akses transportasi pun hanya jalur laut.
Baca juga: Cuaca Ekstrem di Masalembu Sumenep, Puluhan Rumah Terdampak Banjir Rob
Ahyar bercerita, ia menuju Kota Sumenep dari Masalembu untuk mengunjungi salah satu keluarganya. Ditemani istrinya, Ahyar berlayar dari Masalembu pada Senin (19/12/2022).
Lalu, pada Sabtu (24/12/2022) Ahyar mendapat kabar bahwa Salman jatuh sakit. Ia kemudian memutuskan untuk segera berlayar ke Masalembu untuk menemui sang buah hati.
Namun, cuaca ekstrem yang melanda hampir seluruh perairan Sumenep memaksa ia bersama istrinya tak bisa berlayar ke Masalembu. Bersama penumpang yang lain, ia tertahan di Pelabuhan Kalianget.
"Jadi saya dan istri sudah tiga hari (di Pelabuhan Kalianget) tidak pulang," tuturnya lirih.
Baca juga: Libur Nataru, Terminal Arya Wiraraja Sumenep Siapkan 20 Bus Tambahan
Selanjutnya, pada Senin (26/12/2022) malam, ia mendapat kabar bahwa kondisi Salman memburuk dan dilarikan ke Puskesmas Masalembu Sumenep.
Sekitar pukul 22.00 WIB, ia mendapat kabar bahwa sang buah hati meninggal dunia akibat pembuluh darah di bagian kepala dan dadanya pecah.
"Tadi malam saya ditelepon sama adik ipar, anak saya masih dalam keadaan bisa bicara. Terus pukul 21.30 WIB anak saya sudah lemas, akhirnya pada pukul 22.00 WIB anak saya meninggal," kata dia.
Baca juga: Dihantam Gelombang, Kapal Tongkang Hilang di Perairan Masalembu Sumenep
Ahyar bersama sang istri berusaha tegar menghadapi nasib tersebut. Sementara, pada Selasa (27/12/2022) sekitar pukul 08.00 WIB, jenazah sang buah hati sudah disemayamkan di TPU Masalembu.
Hingga kini, ia bersama 65 penumpang yang lain masih tertahan di Pelabuhan Kalianget. Mereka. Belum mendapat kepastian kapan kapal akan berlayar.
"Sekarang saya hanya bisa pasrah, karena saya tahu anak itu titipan, insyaallah saya akan bertemu lagi dengan anak saya cepat atau lambat," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.