Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Riyanto Tembok Akses Jalan Rumah Tetangganya, Mengaku Sering Dicaci Maki hingga Dituduh Serobot Tanah

Kompas.com - 20/12/2022, 18:21 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Riyanto, warga Desa Beji, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menembok akses jalan ke rumah tetangganya yang ditempati keluarga Haryono (80).

Tembok setinggi 2,5 meter tersebut dibangun pada Senin (19/12/2022).

Rumah Haryono ditempati Haryono dan istrinya, asmunah (62) serta anaknya Bagus (30) dan cucunya, Maya (19).

Riyanto bercerita ia terpaksa melakukan hal tersebut karena konflik dengan keluarga Haryono sejak tiga tahun terakhir.

Menurut Riyanto, ia kerap dituduh menyerobot tanah milik keluarga Haryono. Selain itu keluarga Haryono juga ia sebut kerap mencaci maki keluarganya.

“Saya sering dicaci maki hingga keterlaluan, bahkan dituduh menyerobot tanah,” kata Riyanto saat berbincang di lokasi, Senin (19/12/2022).

Baca juga: Mengaku Sering Dicaci, Warga Tulungagung Tutup Akses Jalan ke Rumah Tetangga

Panjat tiang untuk kirim makanan

Widiastuti, salah satu anak Haryono mengakui konflik antara keluarganya dengan keluarga Riyanto. Namun ia tak menyangka tetanggnya menutup akses jalan yang sudah digunakan mereka selama puluhan tahun.

Ia bercerita saat tembok itu dibangun, ia sedang berada di luar rumah. Namun saat pulang, ia terkejut saat jalan yang biasa ia lewati telah tertutup tembok.

“Pas pulang berjualan soto, tahu-tahu sudah ada tembok yang tinggi menutup jalan,” ujar Widiastuti.

Karena tembok tersebut, Widiastuti dibantu warga lain terpaksa memanjat tiang perancah tembok untuk mengirim makanan ke keluarganya.

Baca juga: Masalah Utang Berujung Jalan Ditembok, Penghuni Kavling di Cianjur Jadi Korban

“Untuk makan sore kami bawakan. Kalau pagi sudah memasak,” terang Widiastuti.

Tak hanya itu, anak Widiastuti, Maya juga kesulitan berangkat kuliah karena terjebak bersama kakek dan neneknya di rumah saat akan ke kampus.

Widiastuti bercerita ia tak menegur langsung keluarga Riyanto karena khawatir terjadi pertengkaran dan memilih melapor ke Pemerintah Desa Beji,

Kepala desa sebut kedua keluarga masih kerabat

Kepala Desa Beji Khoirudin menjelaskan, kedua keluarga yang berseteru itu masih memiliki hubungan kerabat.

“Mereka masih dalam satu kerabat, dan tinggal di rumah berbeda,” terang Khoirudin di Tulungagung, Senin malam.

Ia mengatakan pihak pemdes telah lima kali melakukan media dua keluarga tersebut terkait saling klaim tanah. Namun selama ini mediasi belum menemukan titik temu.

Baca juga: Jalan Perkampungan Ditembok Polresta Solo, Gibran: Kepentingan Keamanan, Warga Mohon Bersabar

“Ini adalah konflik keluarga Riyanto dan Haryono. Kami sudah melakukan mediasi kedua keluarga tersebut sebanyak sekitar lima kali,” kata Khoirudin.

Ia menjelaskan bahwa keluarga Haryono mengaku telah membeli akses jalan tanah tersebut, namun tak ada akta jual beli.

Sementara keluarga Riyanto memiliki sertifikat hak milik atas tanah yang ditempati termasuk akses jalan yang ditembok.

“Jalan tersebut dianggap bagian milik pak Riyanto, kemudian memasang tembok di akses jalan tersebut sebagai puncak konflik antar kerabat dua keluarga. Mereka tinggal dua rumah berbeda bersebelahan,” ujar Khoirudin.

Saat ini pemerintah desa dan juga polisi telah merobohkan sebagian akses keluar masuk. Rencananya seluruh tembok akan dirobohkan setelah proses mediasi selesai.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Slamet Widodo | Editor : Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isa Bajaj Laporkan Dugaan Kekerasan yang Menimpa Anaknya ke Polisi

Isa Bajaj Laporkan Dugaan Kekerasan yang Menimpa Anaknya ke Polisi

Surabaya
Update Banjir Lahar Semeru, 32 KK Mengungsi, 3 Jembatan Rusak

Update Banjir Lahar Semeru, 32 KK Mengungsi, 3 Jembatan Rusak

Surabaya
Anak Isa Bajaj Diduga Jadi Korban Tindak Kekerasan di Alun-alun Magetan

Anak Isa Bajaj Diduga Jadi Korban Tindak Kekerasan di Alun-alun Magetan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Simpan dan Racik Bahan Peledak untuk Petasan, 6 Orang di Sidoarjo Ditangkap

Simpan dan Racik Bahan Peledak untuk Petasan, 6 Orang di Sidoarjo Ditangkap

Surabaya
Kendaraan Roda 2 Dominasi Arus Balik ke Bali, Capai 8.125 Unit

Kendaraan Roda 2 Dominasi Arus Balik ke Bali, Capai 8.125 Unit

Surabaya
WNA Filipina Ditemukan Meninggal di Kamar Apartemen Surabaya

WNA Filipina Ditemukan Meninggal di Kamar Apartemen Surabaya

Surabaya
Banjir Lahar Gunung Semeru, Jembatan Gondoruso Putus

Banjir Lahar Gunung Semeru, Jembatan Gondoruso Putus

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Arak-arak Bondowoso: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Arak-arak Bondowoso: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
20 Warga Banyuwangi Positif Chikungunya, 40 Orang Suspek

20 Warga Banyuwangi Positif Chikungunya, 40 Orang Suspek

Surabaya
Banjir Lahar Semeru di Lumajang, Ratusan Warga Mengungsi

Banjir Lahar Semeru di Lumajang, Ratusan Warga Mengungsi

Surabaya
11 Orang Ditangkap dalam Penggerebekan Narkoba di Jalan Kunti Surabaya

11 Orang Ditangkap dalam Penggerebekan Narkoba di Jalan Kunti Surabaya

Surabaya
Polres Situbondo Akan Panggil Petugas ASDP Buntut Penangkapan Calo di Pelabuhan Jangkar

Polres Situbondo Akan Panggil Petugas ASDP Buntut Penangkapan Calo di Pelabuhan Jangkar

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com