KOMPAS.com - Kasus perampokan rumah dinas (rumdin) Wali Kota Blitar Santoso terungkap usai seorang warga mendengar suara teriakan minta tolong, Senin (12/12/2022).
Warga bernama Trimo (64) dan warga yang usai menunaikan shalat subuh di masjid sekitar segera mencari asal suara itu. Ternyata, kata Trimo, suara itu berasal dari rumdin Wali Kota Blitar Santoso.
Saat dicek, Trimo mengaku melihat ada tiga anggota Satpol PP di rumah dinas Wali Kota Blitar di Jalan Sodanco Supriyadi sudah dalam kondisi tangan diikat dan mulut dilakban.
Baca juga: Wali Kota Blitar dan Istri Disekap Perampok di Rumah Dinas, Uang Rp 400 Juta dan Perhiasan Raib
Menurut dia, ada dua anggota Satpol PP yang kondisinya disekap para pelaku di pos jaga.
"Yang di pos jaga satu orang posisi tengkurap dan satu lagi duduk di kursi. Keduanya dikecek (diborgol). Mata dan mulut dilakban," tutur dia.
"Saya tanya, 'Ada apa, Mas'. Kata dia, 'Saya dipukul kepala saya dan tangan saya diikat'," tambahnya.
Sementara itu, kata Trimo, ada anggota Satpol PP yang kondisinya tak terikat lakban di mulutnya.
Namun, tangan anggota itu masih dalam posisi terikat tali. Menurut Trimo, anggota itulah yang berteriak minta tolong kepada warga.
"Saya tidak tahu apakah dia berhasil melepas lakban di mata dan mulut. Yang jelas waktu saya datangi, tidak ada lakban di mata dan mulutnya," ujar dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, kawanan perampok sempat menyekap Wali Kota Blitar Santoso, istri, dan tiga anggota Satpol PP.
Para pelaku juga mengancam para korban dengan senjata tajam dan mengambil uang tunai senilai Rp 400 juta dan perhiasan milik istri Santoso, Feti Wulandari.
Selain itu, pelaku juga dilaporkan merusak CCTV di yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Sementara Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Kepolisian Daerah Jawa Timur Kombes Totok Suharyanto menjelaskan, penyelidikan terus dilakukan.
Sejumlah keterangan saksi didalami untuk mengungkap kasus dan menangkap para pelaku.
Tim Inafis dan Laboratorium Forensik masih memeriksa lebih jauh bukti dan petunjuk yang ditemukan, seperti sidik jari dan DNA pelaku.
“Insya Allah kasus segera terungkap,” ujar dia.
(Penulis Kontributor Blitar, Asip Agus Hasani | Editor Krisiandi, Dheri Agriesta)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.