KOMPAS.com - AR (27), pria warga Kelurahan Kaliboto Kidul, Kecamatan Jatiroto, Lumajang, Jawa Timur membunuh secara sadis istrinya, DT yang hamil lima bulan.
Kasus tersebut terungkap saat warga menemukan mayat DT di area persawahan di desa Gedangmas, Kecamatan Randuagung, Lumajang pada Senin (28/11/2022) pagi.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto mengatakan pembunuhan DT dilatarbelakangi perasaan cemburu pelaku.
Menurut Dirmanto, pelaku menikahi korban secara siri. Sebelum menikah dengan pelaku, korban adalah ibu tunggal dengan ibu dua anak.
Baca juga: Cemburu, Pria di Lumajang Bunuh Istri yang Hamil 5 Bulan di Tengah Sawah
Selama enam bulan menikah, mereka tak tinggal satu rumah karena AR memiliki istri sah. Selain itu DT juga kerap dilabrak oleh istri pertama AR.
Satu hari sebelum kejadian yakni Kamis (27/10/2022), pelaku dua kali mendatangi rumah korban, namun korban tak ada di tempat.
Pertama pelaku datang pada pukul 20.00 WIB. Karena korban tak ada di rumah, pelaku kembali datang pada pukul 22.00 WIB dan hanya bertemu dengan orangtua Dian.
Emosinya pun kian memuncak, terlebih AR diselimuti rasa cemburu buta menduga istri sirinya punya laki-laki lain.
Saat bertemu orang tua korban, AR pun sempat melontarkan kata-kata sadis dengan nada ancaman.
Baca juga: Pria di Bima yang Bunuh Istri Sempat Merenung dan Tangisi Mayat Korban
Setelah itu, AR meninggalkan rumah korban dan mencari istrinya.
"Dari situ mulai muncul cemburu, pelaku mencari korban sampai ke Desa Ranurogong dengan membawa motor sambil membawa senjata tajam," terang Dirmanto.
Hingga akhirnya pelaku bertemu dengan korban di Desa Ranurogong dan saat itu pelaku mencium aroma minuman koras di tubuh korban.
Namun korban tak mengakuinya. Pelaku kemudian membawa korban ke rumahnya. Namun di tengah perjalanan terjadi cekcok antara pelaku dan korban.
Karena emosi, pelaku menyabetkan celurit yang ia bawa ke tubuh istrinya yang hamil lima bulan sebanyak 6 kali.
"Pelaku membawa korban pulang ke rumahnya, namun di tengah perjalanan terjadi cekcok lalu pelaku menganiaya korban dengan senjata tajam dan meninggalkan korban di lokasi persawahan," jelasnya.