BANYUWANGI, KOMPAS.com - Mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Banyuwangi, Jawa Timur ini Sri Wulandari (42) memiliki kisah sukses berjualan keripik usus hingga jengkol dan petai ke luar negeri.
Warga Dusun Bayatrejo, Desa Wringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi sebelumnya menjadi PMI selama kurang lebih 10 tahun di tiga negara.
Baca juga: Kabupaten Banyuwangi Siap Menjadi Pilot Project Penyederhanaan Birokrasi
Memanfaatkan jaringannya, ia kini menekuni bidang eksportir.
Wulan panggilan akrab Sri Wulandari mengatakan, produk atau barang yang dikirim ke luar negeri itu bermacam-macam sesuai permintaan.
Mulai dari sambal teri, keripik usus, jamu hingga jengkol dan petai. Namun yang laris manis di pasar luar negeri khususnya negara Hongkong adalah petai.
"Banyak permintaan ke sana. Pasarnya teman-teman PMI juga," kata Wulan kepada Kompas.com, Senin (28/11/2022).
Baca juga: Diawali Suara Gemuruh, Rumah Warga Banyuwangi Mendadak Roboh
Keputusan Wulan untuk menjadi eksportir sebenarnya berawal dari ketidaksengajaan. Dimulai dari usaha kecil-kecilan yang dia rintis di kantin sekolahan yang ada di depan rumahnya.
"Saya jualan, seblak, sempol, cilok dan sebagiannya di kantin MI dan TK depan rumah," ungkap Wulan.
Lambat laun berjualan di kantin, Wulan akhirnya kenal dengan lembaga Migran Care.
Sebuah organisasi yang bekerja untuk mendorong terwujudnya kehidupan PMI yang bermartabat, dihormati, berdaulat secara ideologi, politik, ekonomi, sosial maupun budaya.
"Dari situ saya mulai aktif berorganisasi. Banyak pengalaman yang saya dapatkan, jaringan termasuk pelatihan-pelatihan," ungkap Wulan.
Baca juga: Khusyuknya Warga Binaan Lapas Banyuwangi Gelar Shalat Gaib untuk Korban Gempa Cianjur
Wulan bingung sepulang dari Hongkong tidak punya pekerjaan. Mau usaha pun juga terkendala modal.
"Awalnya iseng-iseng ada teman PMI di Hongkong minta kiriman petai dan jengkol. Akhirnya saya carikan," ungkap Wulan.
Tak lama setelah itu, teman PMI Wulan kembali minta kiriman petai dan jengkol. Namun kali ini minta ditambah sambal teri.
"Lalu kembali saya carikan dan saya kirim. Lama kelamaan kok banyak yang minta macem-macem, akhirnya dari situ mulai belajar," ujarnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.