KEDIRI, KOMPAS.com - Herman Trimawan (42), seorang tenaga kesehatan di Puskesmas Ngletih, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, menyabet juara 1 Tenaga Kesehatan Teladan 2022 tingkat nasional.
Penghargaan itu diraih berkat inovasinya mengembangkan layanan kesehatan berbasis online, yang disebut Elektronik Layanan HIV/AIDS Bersahabat (e-Lahab).
Layanan itu mengacu pada pemakaian saluran-saluran online. Termasuk media sosial yang diaplikasikan pada klinik voluntary counselling and testing (VCT) di puskesmasnya.
Herman Trimawan mengatakan, lomba yang digelar oleh Kementerian Kesehatan tersebut diikuti secara berjenjang. Mulai tingkat daerah, provinsi, hingga nasional.
"Ada sesi penilaian lapangan dengan petugas juri yang datang ke puskesmas untuk cek kinerja dan program saya. Bahkan mengecek rumah juga," ujar Herman di Kediri, Selasa (22/11/2022).
Dia pun tidak menyangka bisa melewati tiap tahapan pada jenjang itu dan menyisihkan puluhan peserta lainnya. Semua diraihnya dengan predikat juara pertama.
"Pada enam besar tingkat nasional, penilaian via daring. Presentasi dan wawancara. Kemudian hasilnya saya mendapat juara 1 kategori perawat puskesmas," ungkapnya.
Baca juga: Cerita di Balik Tenun Ikat Kediri, Kain yang Pernah Dipakai Song Kang hingga Presiden Jokowi
Herman mengatakan, layanan tersebut telah berlangsung sejak 2019. Tepatnya setelah Herman ditunjuk menjadi koordinator klinik VCT pada akhir 2018.
Inovasi itu lahir dari keresahannya karena capaian program layanan VCT di klinik itu cukup rendah, sekitar 38 persen dari target.
Dari penelusurannya, terungkap beberapa faktor penyebab. Mulai dari ketidaktahuan masyarakat perihal adanya layanan itu di puskesmas, hingga klien yang malu datang.
"HIV/AIDS ini kan penyakit yang dijauhi. Klien merasa malu kalau harus datang langsung," ujar pria yang telah bertugas menjadi nakes sejak 2010.
Sehingga, dia mulai memikirkan strategi agar layanan klinik tersebut dapat menjangkau masyarakat seluas-luasnya.
Dari masukan-masukan yang ada, akhirnya dipilih metodologi pelayanan online untuk memudahkan kliennya. Herman pun mulai mengembangkan e-Lahab.
Pada layanan e-Lahab itu ada empat fokus utama yaitu edukasi kesehatan, konsultasi kesehatan yang dipandu langsung konselor HIV, janji temu, serta pendampingan bagi klien yang telah terpapar HIV/AIDS.
Dengan adanya layanan online tersebut, klien tidak harus datang ke puskesmas, bisa dilakukan kapan pun, serta kerahasiaannya tetap terjaga.
"Untuk mendapatkan layanan, klien bisa mengakses langsung melalui akun-akun e-Lahab di Facebook, Instagram, YouTube, email, TikTok, dan lain-lain," lanjut perawat yang hobi bersepeda ini.