NGAWI, KOMPAS.com – Dinas Peternakan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur memastikan kematian sapi milik Suhartono (51) warga Desa Brangol, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi bukan karena vaksin PMK, namun karena terkena penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF).
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Ngawi Bonadi mengatakan, di desa yang sama terdapat tiga sapi yang terjangkit BEF, dua di antaranya sembuh.
“Di desa itu ada 3 sapi yang terkena BEF, 2 sembuh sementara satu sapi mati,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon Selasa (15/11/2022).
Baca juga: Bawa Pulang 3 Medali di Ajang Popda, Atlet Panahan Ngawi Ternyata Berangkat dengan Uang Urunan
Bonadi menambahkan, penyait BEF disebebkan oleh virus BEF dan ditularkan oleh perantara serangga. Menurutnya dengan penanganan yang tepat BEF bisa disembuhkan.
Terkait sapi milik Suhartono yang mati usai divaksin PMK, menurutnya, bukan termasuk kasus PMK sehingga pemilik sapi tidak akan mendapat kompensasi.
“Kalau bukan PMK kita tidak bisa usulkan untuk dapat bantuan,” imbuhnya.
Baca juga: Sukseskan KTT G20 di Bali, Kementan Gencarkan 3 Langkah Kendalikan PMK dan Rabies
Untuk mencegah penyebaran PMK Dinas Peternakan Kabupaten Ngawi telah melakukan vaksin terhadap lebih dari 2.300 sapi di mana tercatat 2.200 sapi terpapar PMK dinyatakan sembuh.
Sementara 40 sapi saat ini masih dalam penanganan penyembuhan PMK. Angka kematian sapi akibat PMK di Ngawi tercatat 44 ekor dan potong paksa 4 ekor.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.