Namun, kata Ivong, pendangkalan bukan satu-satunya penyebab banjir akibat meluapnya air dari sungai-sungai yang ada.
“Sungai dinormalisasi, jelas. Tapi memang begini lho. Ini kan efek domino dari kerusakan alam sehingga ada hujan agak anu sedikit akhirnya air tidak bisa meresap ke tanah tapi turun dan membawa material lumpur dan akhirnya sungai cepat terjadi pendangkalan,” ujarnya.
Ivong merujuk pada mayoritas wilayah Blitar selatan di mana terdapat banyak perbukitan karst yang sudah cukup lama gundul.
Gundulnya hutan di wilayah Blitar selatan, kata Ivong, mengakibatkan kemampuan tanah menyerap air berkurang sehingga hujan lebih banyak yang mengalir ke area dengan elevasi rendah termasuk sungai.
Pada saat yang sama, lanjutnya, air hujan menggerus tanah di perbukitan dan membawanya ke sungai sehingga mengakibatkan pendangkalan pada penampang sungai. Tanah menjadi lebih mudah terbawa air hujan lantaran tidak ada lagi akar pohon yang menahannya.
“Akibatnya, hujan sedikit saja terjadi banjir, sungai meluap, dan lainnya,” ujarnya.
Baca juga: Di Blitar, Sekjen PDI-P Kembali Dorong Pemerintah Sampaikan Maaf kepada Soekarno
Sebelumnya, banjir besar sempat terjadi di Kecamatan Sutojayan dan wilayah lainnya di Kabupaten Blitar, Senin (17/10/2022).
Banjir itu membuat sekitar 400 keluarga mengungsi. Setidaknya, 1.000 rumah terdampak banjir tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.