Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datangi Kementan karena Harga Jagung Anjlok, Petani Jember: Bukan Kedaulatan Pangan tapi Kehancuran Pangan

Kompas.com - 11/11/2022, 21:35 WIB
Bagus Supriadi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Sebanyak lima petani asal Kabupaten Jember, Jawa Timur mendatangi kantor Kementerian Pertanian di Jakarta pada Jumat (11/11/2022).

Mereka mengeluhkan harga jagung yang turun drastis. Jagung gelondong kering panen hanya sekitar Rp 1.400 per kilogram.

Baca juga: Petugas Damkar di Jember Evakuasi Ular Kobra Sepanjang 1,5 Meter dari Dapur Warga

Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia Jawa Timur, Jumantoro mengaku juga akan mendatangi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko.

Tujuannya untuk menyampaikan kondisi petani yang selalu merugi karena harga jagung anjlok saat musim panen tiba.

“Kami bersama petani ingin menyampaikan kondisi petani yang merugi karena harga jagung anjlok,” kata dia pada Kompas.com via telepon.

Baca juga: Longsor Terjang 4 Rumah Warga Jember, 1 Lansia Tewas Tertimbun

Mantan ketua HKTI Jember itu memerinci, harga jagung gelondong kering panen hanya sekitar Rp 1.400-Rp 1.600 per kilogram.

Kemudian, harga jagung pipil kering sekitar Rp 3.400 hingga Rp 3.600 per kilogram.

Menurut dia, agar mendapatkan hasil, seharusnya harga minimal di tingkat petani untuk jagung gelondong kering yakni Rp 2.000 per kilogram. Sedangkan untuk jagung pipil kering yakni Rp 4.000 per kilogram.

“Kalau harga di bawah itu, maka petani bukan untung tetapi buntung,” ujar dia.

Sebab, biaya produksi semakin tinggi, harga biaya ongkos tenaga kerja juga mahal. Bahkan, kata dia, jika dihitung dengan harga minimal tersebut, sebenarnya keuntungan sangat sedikit.

Baca juga: 5 Tips Menanam Jagung Saat Musim Hujan agar Bebas Penyakit

“Harga segitu masih tidak untung dan tidak rugi, apalagi di bawah itu,” ucap dia. Sementara, banyak petani yang meminjam uang di bank untuk modal menanam jagung.

Petani berharap, pemerintah bisa mencarikan solusi terhadap masalah yang dihadapi petani setelah mereka mendatangi Kementan.

“Kalau ini dibiarkan, bukan kedaulatan pangan yang dirasakan, tapi kehancuran pangan,” ucap dia.

Baca juga: Catat, Ini Cara Mengendalikan Gulma Tanaman Jagung

Jumantoro tak mengetahui secara pasti apa penyebab harga jagung itu anjlok. Namun dari kabar yang dia dapatkan hal itu karena suplai jagung yang banyak.

“Tapi kami kan petani bingung mau tanam apa, tanam tembakau cuaca seperti ini,” tambah dia.

Untuk itulah, dirinya berharap agar Kementan dan HKTI mencarikan solusi terkait masalah ini. yakni turut campur tangan untuk menyelamatkan harga jagung yang anjlok tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Surabaya
Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Surabaya
Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Surabaya
Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Surabaya
Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Surabaya
Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Surabaya
Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com