Menurut dia, agar mendapatkan hasil, seharusnya harga minimal di tingkat petani untuk jagung gelondong kering yakni Rp 2.000 per kilogram. Sedangkan untuk jagung pipil kering yakni Rp 4.000 per kilogram.
“Kalau harga di bawah itu, maka petani bukan untung tetapi buntung,” ujar dia.
Sebab, biaya produksi semakin tinggi, harga biaya ongkos tenaga kerja juga mahal. Bahkan, kata dia, jika dihitung dengan harga minimal tersebut, sebenarnya keuntungan sangat sedikit.
Baca juga: 5 Tips Menanam Jagung Saat Musim Hujan agar Bebas Penyakit
“Harga segitu masih tidak untung dan tidak rugi, apalagi di bawah itu,” ucap dia. Sementara, banyak petani yang meminjam uang di bank untuk modal menanam jagung.
Petani berharap, pemerintah bisa mencarikan solusi terhadap masalah yang dihadapi petani setelah mereka mendatangi Kementan.
“Kalau ini dibiarkan, bukan kedaulatan pangan yang dirasakan, tapi kehancuran pangan,” ucap dia.
Baca juga: Catat, Ini Cara Mengendalikan Gulma Tanaman Jagung
Jumantoro tak mengetahui secara pasti apa penyebab harga jagung itu anjlok. Namun dari kabar yang dia dapatkan hal itu karena suplai jagung yang banyak.
“Tapi kami kan petani bingung mau tanam apa, tanam tembakau cuaca seperti ini,” tambah dia.
Untuk itulah, dirinya berharap agar Kementan dan HKTI mencarikan solusi terkait masalah ini. yakni turut campur tangan untuk menyelamatkan harga jagung yang anjlok tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.