Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Blitar, Sekjen PDI-P Kembali Dorong Pemerintah Sampaikan Maaf kepada Soekarno

Kompas.com - 10/11/2022, 15:01 WIB

BLITAR, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan kembali mendorong Pemerintah untuk menyampaikan permintaan maaf secara resmi kepada Presiden Soekarno.

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kritiyanto mengatakan, permintaan maaf Pemerintah harus disampaikan atas perlakuan yang tidak pantas oleh Pemerintah Orde Baru terhadap Sang Proklamator.

"Nah, ini tentu saja yang disampaikan sebagai suara kebenaran (permintaan maaf) itu juga sebaiknya direspons oleh Pemerintah," kata Hasto di sela ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar, Kamis (10/11/2022).

Baca juga: Anggota DPR Tak Sepakat Permintaan PDI-P agar Pemerintah Minta Maaf pada Keluarga Soekarno

Pernyataan Hasto tersebut menjawab pertanyaan wartawan tentang perlu tidaknya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan permintaan maaf mewakili negara kepada Presiden Soekarno.

Desakan serupa telah disampaikan Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah yang juga Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Baca juga: PDI-P Minta Pemerintah Minta Maaf kepada Soekarno dan Keluarga

Menurut Hasto, Presiden Soekarno bukan hanya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional tapi juga salah satu founding fathers negara Indonesia.

Kepemimpinan dan pemikiran Soekarno, kata dia, tidak hanya disegani di dalam negeri tapi juga di tataran global.

Banyak negara-negara di Asia dan Afrika yang di era tahun 1960an masih kolonialisme dan imperialisme Barat, menganggap Soekarno sebagai pahlawan termasuk sejumlah negara-negara Islam.

Namun ironisnya, lanjut Hasto, Soekarno mendapatkan perlakuan yang tidak pantas dari rezim pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto.

Pada lanskap politik global, kata Hasto, jatuhnya Soekarno dari kekuasaan tidak dapat dilepaskan dari konstelasi politik global pada era perang dingin.

Setelah Soekarno diturunkan dari kekuasaannya, perlakuan rezim Orde Baru terhadap Soekarno dan keluarganya melebihi batas kepatutan bagi pemimpin yang berjasa besar bagi bangsa dan negara.

"Kita tahu bagaimana perlakuan pemerintahan yang sangat otoriter saat itu terhadap Bung Karno dan juga keluarganya. Sampai, misalnya, Ibu Megawati untuk sekolah saja tidak bisa melanjutkan kuliahnya karena aspek-aspek politik," tutur Hasto.

Baca juga: Jokowi Tegaskan Negara Akui dan Hormati Jasa Soekarno kepada Indonesia

Hasto menunjuk Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai kepala pemerintahan yang telah menunjukkan sikap kenegarawanan yang patut dicontoh setelah menyatakan permintaan maaf kepada keluarga dan korban tragedi politik tahun 1965 yang kemudian lazim disebut dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Orde Baru menyebutnya dengan peristiwa Gerakan 30 September PKI.

"Presiden Gus Dur saja menyampaikan permohonan maaf kepada korban 1965. Nah kita lihat sebagaimana menjadi semboyan Bung Karno dan Ibu Mega, 'satyam eva jayate', pada akhirnya kebenaran sejati itulah yang akan membimbing kita," tuturnya.*

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Calon Haji di Kediri Tertinggal Bus Rombongan Saat Pergi ke Toilet

Calon Haji di Kediri Tertinggal Bus Rombongan Saat Pergi ke Toilet

Surabaya
Terduga Teroris di Tulungagung Dikenal Baik tetapi Jarang Bergaul dan Sering Terima Banyak Tamu

Terduga Teroris di Tulungagung Dikenal Baik tetapi Jarang Bergaul dan Sering Terima Banyak Tamu

Surabaya
Peradi Banyuwangi Tegaskan Pengacara yang Ditangkap Densus 88 Bukan Anggotanya

Peradi Banyuwangi Tegaskan Pengacara yang Ditangkap Densus 88 Bukan Anggotanya

Surabaya
Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Tulungagung

Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Tulungagung

Surabaya
3 Bocah Trenggalek Tewas Tenggelam di Kolam Renang Dewasa, Luput dari Pengawasan Petugas

3 Bocah Trenggalek Tewas Tenggelam di Kolam Renang Dewasa, Luput dari Pengawasan Petugas

Surabaya
Oknum Polisi di Sampang Diduga Lepas Tembakan dan Pukuli Kuli Bangunan, Tak Terima Istri Digoda

Oknum Polisi di Sampang Diduga Lepas Tembakan dan Pukuli Kuli Bangunan, Tak Terima Istri Digoda

Surabaya
Bawaslu Temukan Bacaleg di Madiun yang Masih Ber-KTP ASN dan TNI

Bawaslu Temukan Bacaleg di Madiun yang Masih Ber-KTP ASN dan TNI

Surabaya
Penusuk yang Tewaskan Calon Pengantin di Jembatan Araya Malang Ditangkap

Penusuk yang Tewaskan Calon Pengantin di Jembatan Araya Malang Ditangkap

Surabaya
Densus 88 Sita Obat dan Dokumen dari Rumah Terduga Teroris di Banyuwangi

Densus 88 Sita Obat dan Dokumen dari Rumah Terduga Teroris di Banyuwangi

Surabaya
Densus 88 Tangkap Pengacara yang Punya Lembaga Pendidikan di Banyuwangi

Densus 88 Tangkap Pengacara yang Punya Lembaga Pendidikan di Banyuwangi

Surabaya
3 Bocah di Trenggalek Tewas Tenggelam di Kolam Renang

3 Bocah di Trenggalek Tewas Tenggelam di Kolam Renang

Surabaya
Ketua RT Sebut Terduga Teroris yang Ditangkap di Surabaya Pernah Keluar dari Kampus

Ketua RT Sebut Terduga Teroris yang Ditangkap di Surabaya Pernah Keluar dari Kampus

Surabaya
Peringati Waisak, Pimpinan Agama Buddha di Kota Batu Berpesan Sukseskan Pemilu 2024

Peringati Waisak, Pimpinan Agama Buddha di Kota Batu Berpesan Sukseskan Pemilu 2024

Surabaya
Terduga Teroris Ditangkap di Surabaya, Buku dan Panah Disita dari Rumahnya

Terduga Teroris Ditangkap di Surabaya, Buku dan Panah Disita dari Rumahnya

Surabaya
Warga Banyuwangi Ditangkap Orang Tak Dikenal, Diduga Tim Densus 88 Anti Teror

Warga Banyuwangi Ditangkap Orang Tak Dikenal, Diduga Tim Densus 88 Anti Teror

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com