MALANG, KOMPAS.com - Sepanjang tahun 2022 tercatat ada 600 kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Malang, Jawa Timur.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif.
Baca juga: Kasus DBD di Kota Serang Meningkat, Sudah Ada 529 Kasus Tahun Ini
Husnul mengatakan, angka tersebut terhitung dari awal tahun hingga akhir Oktober 2022.
Para pasien yang terkena DBD, rata-rata adalah pelajar di rentang usia 7 hingga 20 tahun.
"DBD kita terakhir hampir 600 di tahun ini sampai Oktober kemarin," kata Husnul, Sabtu (5/11/2022).
Husnul mengungkapkan, kasus DBD merata di wilayah Kota Malang. Dua daerah dengan kasus tertinggi yakni Kecamatan Blimbing dan Kecamatan Sukun.
"Bedanya tidak terlalu banyak, hampir merata, yang pertama kecamatan Blimbing, terus di Sukun, bedanya 10-20 (kasus)," katanya.
Baca juga: DB/DBD Meningkat di Kulon Progo pada Musim Hujan Ini
Dinkes Kota Malang juga telah melakukan berbagai upaya, salah satunya fogging.
"Sudah, begitu ada kasus, teman-teman turun untuk melakukan PE atau Penyelidikan Epidemiologi, dilihat di lokusnya, di rumahnya, kemudian bergeser ke 10 rumah kanan kiri belakang depan untuk dilihat angka bebas jentiknya, manakala angka bebas jentiknya kurang dari 95 persen, maka salah satu indikasi untuk dilakukan fogging," ungkapnya.
Dia mengatakan, DBD merupakan salah satu penyakit musiman yang sering terjadi utamanya di musim hujan.
Curah hujan yang tinggi menimbulkan genangan sehingga menjadi tempat nyamuk bertelur dan berkembang biak.
"DBD ini kasus tiap tahun dan penyebabnya sudah pasti adanya genangan yang menjadi perindukan nyamuk Aedes aegypti, manakala genangan tidak ada berarti bibit, jentik nyamuk enggak ada, sehingga cuma tinggal yang dewasa, dewasa seperti apa di gantungan-gantungan baju atau tempat-tempat yang lain," katanya.
Baca juga: DBD di Sikka Tembus 355 Kasus, Bupati: Sosialisasi Pencegahan Harus Terus Digencarkan
Dia mengimbau, masyarakat mencegah DBD dengan melakukan 3M plus yakni menutup dan menguras tempat penampungan air serta memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas.
Mencegah dan menghindari gigitan nyamuk juga dapat dilakukan dengan cara seperti memasang kawat pada ventilasi rumah, kemudian menaburkan lavasida di tempat penampungan air.
Selanjutnya, tidak menggantung pakaian kotor, menggunakan lotion anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk dan lainnya.
"Itu bisa dibersihkan dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.