MALANG, KOMPAS.com - Para perajin tempe dan tahu di berbagai daerah mengeluhkan harga kedelai impor yang melambung.
Menanggapi keluhan para perajin dan pedagang tempe dan tahu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pemerintah berupaya menurunkan dan menstabilkan harga kedelai.
Salah satunya dengan terus mendorong para petani untuk menanam kedelai lokal.
Syahrul menuturkan, Presiden Joko Widodo meminta semua pihak mendukung upaya penanaman kedelai lokal. Namun, harga jual yang ada diharapkan bisa sesuai atau tidak merugikan petani.
Sehingga diharapkan juga, Indonesia tidak terus bergantung dengan impor lagi.
Baca juga: Melihat Inovasi Budi Daya Kedelai di Lumajang, Pakai Metode Tumpang Sari dengan Tebu
"Jangan cuma suruh tanam, tetapi langsung dibeli dengan harga Rp 10.000 per kilo, selama ini kan harga kedelai kita hanya sekitar Rp 5.000, Rp 6.000, dengan 10.000 itu berarti sudah menjadi bonus untuk mereka supaya tanam lebih banyak," kata Syahrul usai menjadi pembicara kuliah tamu di Universitas Brawijaya pada Rabu (2/11/2022).
Saat ini harga kedelai impor nasional rata-rata sekitar Rp 14.000 per kilogram.
Menurut Syahrul, selama ini perajin tempe dan tahu lebih memilih kedelai impor karena lebih murah. Sehingga harga jual produk tempe dan tahu juga murah.
"Karena ya tentu saja selama ini kan pilihan kita mengimpor itu jauh lebih murah, agar harga tempe tahu lebih murah, tetapi karena climate change di negara asal juga sekarang terkontraksi naik," katanya.
Sebelumnya, salah seorang pedagang tempe mengeluhkan mahalnya harga kedelai saat bertemu Presiden Joko Widodo. .
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.