Selain memodifikasi mesin pompa air, Hayyin memodifikasi motor yang biasa dipakai ke sawah. Motor berbahan bakar minyak itu dikonversi menjadi gas.
Hal itu dilakukan Hayyin setelah melihat biaya yang dipangkas setelah memodifikasi mesin pompa air.
Lulusan SMK itu memutar otak, ternyata caranya tidak jauh berbeda dengan mesin pompa air, yakni tinggal mengganti selang kaburator motor dengan selang tabung gas.
“Sampai sekarang terus saya pakai ke sawah, itu murni hanya dari tabung gas elpiji tiga kilogram,” tutur dia.
Ketika tiba di sawah, sepeda motor itu diparkir di pinggir sawah dan dikunci agar tak dicuri orang. setelah itu, dia bergegas untuk mengairi tanamannya.
Biaya yang digunakan memodifikasi motor tersebut sekitar Rp 300.000. Biaya itu dibutuhkan untuk membuat tabung gas pada sepeda motor di tukang las dan mengganti selang karburator.
“Saya mendesain bentuknya, lalu dibawa ke tukang las untuk tempat tabung gasnya,” tambah dia.
Baca juga: Waspada Potensi Bencana, Bupati Jember Aktifkan Posko Penanggulangan di Kecamatan
Hayyin pernah menghitung, satu tabung gas elpiji tiga kilogram bisa menempuh jarak sekitar 100 kilometer. Sementara, jika menggunakan Pertalite, jarak itu membutuhkan empat liter bahan bakar.
“Pakai tabung gas hanya Rp 18.000, kalau pakai pertalite satu liter Rp 10.000 kali empat liter, kan Rpv40.000,” ucap dia.
Selain di desa tempat tinggal Hayyin, para petani di sejumlah kecamatan di Kabupaten Jember juga sudah mulai beralih menggunakan gas elpiji sebagai bahan bakar mesin pompa air.
Seperti yang dilakukan oleh Didik Rudi Hartono, warga Dusun Sumberdandang Desa Kertosari Kecamatan Pakusari. Dia sudah menerapkan cara itu sejak tiga tahun lalu.
Alasannya karena lebih irit dan bisa menghemat biaya pertanian.
“Saya mengawalinya saat musim kemarau, pada masa tanam ketiga,” kata dia.
Dia menggunakan tabung gas elpiji tiga kilogram karena biaya mengairi sawah menggunakan BBM sangat mahal.