KEDIRI, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) nampak mengenakan pakaian berbahan kain tenun ikat saat membuka gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke 37 di Tangerang, Banten (19/10/2022).
Itu membuat perajin kain tenun tersebut merasa bangga, sekaligus terlecut untuk semakin maksimal dalam berkarya.
Perajinnya adalah Erwin Wahyu Nugroho (40), warga lingkungan Bandar Kidul Gang 8 nomor 9 C, Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur.
Baca juga: Mengenal Kain Tenun Ikat Tanimbar
Saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Sabtu (22/10/2022), raut wajah pemilik usaha kain tenun cap Bandoel tersebut nampak sumringah.
Dia tak menyangka produknya dipakai oleh orang nomor satu di negeri ini. Sehingga beberapa kali dia menyatakannya bagai mimpi. "Saya bangga. Enggak menyangkanya sama sekali," ujar Erwin.
Namun ia juga bersyukur karena usaha yang dirintis keluarganya puluhan tahun itu akhirnya mendapatkan apresiasi.
Momentum ini menurutnya juga menjadi asa, tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi para perajin kain tenun ikat lainnya di Kota Kediri.
"Harapannya kain tenun ikat bisa semakin dikenal dan semakin banyak orderan yang datang ke kami maupun teman-teman," ujar Erwin yang merupakan generasi keempat penerus usaha tenun ikat di keluarganya itu.
Erwin menuturkan, produknya bisa dipakai oleh Jokowi berkat campur tangan berbagai pihak. Mulai dari pimpinan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kediri hingga Wignyo Rahadi, seorang desainer di Jakarta.
Baca juga: Tenun Ikat: Pengertian, Sejarah, dan Jenis-jenisnya
"Oleh BI, nomor saya dikasihkan ke Pak Wignyo, lalu beliau mengontak saya," ungkap Erwin.
Kebetulan saat itu, ungkap Erwin, Wignyo tengah mencari kain yang akan dikenakan Presiden Jokowi dan jajarannya untuk event TEI itu.
Dari situ dia kemudian mengirimkan beberapa sampel kain kepada Wignyo. Perihal warna mulanya hendak dipilih kombinasi merah hitam, belakangan disepakati coklat tua dan coklat muda. "Jumlah pesanannya sebanyak 110 potong," lanjut suami dari Dwi Wati ini.
Usai kesepakatan itu Erwin langsung tancap gas mengerjakannya. Sebab, tenggat waktu yang diberikan cukup mepet. Kurang dari dua bulan.
Erwin mulai berburu barang-barang bahan kebutuhannya. Dia memilih bahan-bahan terbaik, termasuk benang maupun pewarnanya.
Selain bahan, seluruh proses pengerjaan juga dilakukan dengan kehati-hatian dan ketelitian.
Baca juga: Soal Tenun Ikat NTT, Gubernur NTT Sebut Tak Kalah Hebat dengan Karya Leonardo Davinci