Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datangi Manajemen Arema FC, Komnas HAM Dalami Regulasi dan Pengamanan Pertandingan Sepak Bola

Kompas.com - 21/10/2022, 17:07 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Choirul Anam mendatangi Kantor Arema FC di Jalan Mayjend Panjaitan, Kota Malang, pada Jumat (21/10/2022).

Kedatangan Komisioner Komnas HAM tersebut untuk mendalami keterangan dari manajemen Arema FC terkait tragedi Kanjuruhan.

Choirul Anam juga mendalami hubungan antara PSSI dengan klub, PT LIB dengan klub, dan broadcaster dengan klub.

Baca juga: Reyvano, Korban Tewas Ke-134 Tragedi Kanjuruhan, Sempat Dirawat 18 Hari

Pihaknya juga mendalami soal distribusi regulasi tata kelola sepak bola Indonesia, baik regulasi dari PSSI dan FIFA. Seperti soal keamanan dan keselamatan dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola.

"Itu bagaimana distribusinya, misalnya soal regulasi keamanan dan security of safety, apakah ada workshopnya di internal klub dan sebagainya kita dalami," kata Choirul Anam, Jumat.

Baca juga: Komnas HAM Datangi Teknisi, Minta Penjelasan soal Rekaman CCTV di Stadion Kanjuruhan

Pihaknya juga ingin mengetahui apakah regulasi yang di PSSI disampaikan kepada pihak klub atau tidak. Sebelumnya, Komnas HAM telah mendapat keterangan dari PSSI, PT LIB, broadcaster, suporter dan berbagai pihak lainnya.

"Aturannya dibiarkan begitu saja atau dijaga dengan membuat perangkat dan sebagainya, termasuk memastikan seperti Panpel, SO (security officer) dan sebagainya dalam relasi dengan PSSI, apakah mereka memiliki akreditasi atau tidak, seperti sertifikasi dan sebagainya, itu kami dalami," lanjut Choirul Anam.

Komnas HAM juga meminta informasi dari Mabes Polri terkait pembuatan perjanjian kerja sama dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola.

"Termasuk kita ke Mabes Polri, bagaimana membuat PKS itu, karena di PKS itu ada normatif apa yang dilarang FIFA masuk di situ," katanya.

Pihaknya tengah berupaya membuat hasil laporan dari peristiwa tragedi Kanjuruhan dengan menganalisa secara luas. Sehingga, diharapkan nantinya Komnas HAM juga akan menemukan pihak yang bertanggung jawab besar dalam sejarah kelam sepak bola di Indonesia itu.

"Sehingga kita melihat tata kelola, melihat spektrum dari tragedi Kanjuruhan secara luas, itu kami dalami. Kita ingin melihat kasus ini secara luas, siapa yang bertanggung jawab lebih luas," katanya.

Nantinya, hasil laporan Komnas HAM akan direkomendasikan kepada berbagai pihak terkait.

"Semuanya, semua pihak, kalau FIFA memang penting untuk direkomendasikan, termasuk ke polisi untuk penegakan hukum seperti yang diperiksa ini. Oh, ini harus ada pergantian orang kita rekomendasikan (institusi lainnya)," katanya.

Baca juga: Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Bertambah Jadi 134 Orang

Dia berharap, hasil laporan tersebut dapat menjadi rekomendasi yang membuat adanya perubahan tata kelola sepak bola Indonesia lebih baik lagi.

"Karena penyelenggaraan sepak bola dalam dinamikanya memang membutuhkan satu perangkat orang yang mengerti tata kelola sepak bola agar nyaman dan aman," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mobil Pikap Terbalik di Lamongan Usai Tabrak Median Jalan, Motor dan Warung

Mobil Pikap Terbalik di Lamongan Usai Tabrak Median Jalan, Motor dan Warung

Surabaya
Pilkada Banyuwangi, Partai Golkar Nyatakan Dukungan kepada Ipuk Fiestiandani Azwar Anas

Pilkada Banyuwangi, Partai Golkar Nyatakan Dukungan kepada Ipuk Fiestiandani Azwar Anas

Surabaya
Dapat Total Remisi 14 Bulan, Eks Bupati Malang Rendra Kresna Bebas Bersyarat

Dapat Total Remisi 14 Bulan, Eks Bupati Malang Rendra Kresna Bebas Bersyarat

Surabaya
Kantor Imigrasi Deportasi Perempuan Berkewarganegaraan Ganda setelah 10 Tahun Tinggal di Blitar

Kantor Imigrasi Deportasi Perempuan Berkewarganegaraan Ganda setelah 10 Tahun Tinggal di Blitar

Surabaya
Usai Digeruduk, Adik Pedangdut Via Vallen Dilaporkan ke Polisi Kasus Penggelapan Motor

Usai Digeruduk, Adik Pedangdut Via Vallen Dilaporkan ke Polisi Kasus Penggelapan Motor

Surabaya
Kronologi Kebakaran GM Plaza Lumajang, Api dari Lobi di Lantai 2

Kronologi Kebakaran GM Plaza Lumajang, Api dari Lobi di Lantai 2

Surabaya
Bupati Lamongan Daftar Penjaringan PDI-P untuk Maju Lagi di Pilkada 2024

Bupati Lamongan Daftar Penjaringan PDI-P untuk Maju Lagi di Pilkada 2024

Surabaya
Kamis, Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadiri Puncak Peringatan Hari Otoda di Surabaya

Kamis, Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadiri Puncak Peringatan Hari Otoda di Surabaya

Surabaya
1.370 Warga Blitar Terjangkit DBD dalam 4 Bulan Terakhir, 7 Meninggal

1.370 Warga Blitar Terjangkit DBD dalam 4 Bulan Terakhir, 7 Meninggal

Surabaya
Wartawan Trans Media Dipiting hingga Ditantang Duel oleh Oknum Satpam saat Meliput Kebakaran di GM Plaza Lumajang

Wartawan Trans Media Dipiting hingga Ditantang Duel oleh Oknum Satpam saat Meliput Kebakaran di GM Plaza Lumajang

Surabaya
Isa Bajaj Cabut Laporan Dugaan Kekerasan pada Anaknya

Isa Bajaj Cabut Laporan Dugaan Kekerasan pada Anaknya

Surabaya
Isa Bajaj Cabut Laporan Setelah Bertemu Dhimas yang Tak Sengaja Tabrak Anak Sang Komedian

Isa Bajaj Cabut Laporan Setelah Bertemu Dhimas yang Tak Sengaja Tabrak Anak Sang Komedian

Surabaya
Terkait Aksi Pasangan Mesum di Kota Malang, Polisi Minta Keterangan Pegawai Kedai Es Krim

Terkait Aksi Pasangan Mesum di Kota Malang, Polisi Minta Keterangan Pegawai Kedai Es Krim

Surabaya
Pelaku Pelecehan Payudara Berkeliaran di Kota Malang, Seorang Mahasiswi Nyaris Jadi Korban

Pelaku Pelecehan Payudara Berkeliaran di Kota Malang, Seorang Mahasiswi Nyaris Jadi Korban

Surabaya
Mobil Angkutan Siswa di Blitar Tabrakan Beruntun, 7 Orang Terluka

Mobil Angkutan Siswa di Blitar Tabrakan Beruntun, 7 Orang Terluka

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com