Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Jatim Ungkap Alasan 6 Orang Tersangka Tragedi Kanjuruhan Belum Ditahan

Kompas.com - 14/10/2022, 21:04 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Polda Jawa Timur jelaskan alasan 6 orang tersangka dalam kasus tragedi Kanjuruhan belum ditahan hingga saat ini.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto, mengatakan bahwa pemeriksaan lanjutan terhadap para tersangka masih akan dilakukan dalam waktu dekat.

"Jadi, nanti akan dilakukan pemeriksaan, yang bersangkutan masih dirasa cukup, besok masih dilakukan olah TKP oleh tim kita penyidik," kata Dirmanto, di halaman Gedung Ditreskrimum Mapolda Jatim, dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (14/10/2022).

Polisi telah memeriksa salah satu tersangka kasus tragedi Kanjuruhan, Direktur Utama PT LIB, AHL, pada Rabu (12/10/2022) selama sekira 11 jam.

Baca juga: Duduk Perkara Kasus Suara Penjual Dawet dalam Tragedi Kanjuruhan, Respons Pihak Suprapti hingga Maaf Keluarga Iwan

Begitu juga dengan tiga orang anggota kepolisian, yakni Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Malang, Komisaris Polisi (Kompol) W, Danki 3 Brimob Polda Jatim, Ajun Komisaris Polisi (AKP) HD, dan Kasat Samapta Polres Malang, AKP TSA.

Ketiganya diperiksa pihak kepolisian sejak Rabu (12/10/2022) pukul 13.00 WIB hingga Kamis (13/10/2022) dini hari.

"Tentu akan kami update perkembangan informasinya," ujar Dirmanto.

Pada hari yang sama, pihak kepolisian juga memeriksa 12 saksi, 10 di antaranya adalah polisi yang bertugas mengamankan laga Arema FC vs Persebaya pada laga lanjutan Liga 1, Sabtu (1/10/2022).

Dua orang saksi lainnya yaitu ET, Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, dan EGS, dari pihak perusahaan pemegang hak siar Pertandingan Liga 1.

Baca juga: Rusdi Diduga Depresi Usai 3 Temannya Tewas Saat Tragedi Kanjuruhan, Lalu-lalang di Stadion dengan Tatapan Kosong

"Sampai malam (pemeriksaan) belum selesai untuk anggota Polri," tandasnya.

Khawatir hilangkan barang bukti

Sementara itu, Wakil Direktur Imparsial, Ardi Manto Adiputra, khawatir para tersangka berpeluang menghilangkan barang bukti jika polisi tak kunjung menahan mereka.

"Jika tidak dilakukan penahanan, penyelidikan yang dilakukan oleh penegak hukum dan TGIPF (Tim Gabungan Independen Pencari Fakta tragedi Kanjuruhan) tidak akan maksimal karena mereka dapat mempengaruhi saksi atau menghilangkan bukti-bukti secara bebas," ujar Ardi.

Ardi menjelaskan, TGIPF tragedi Kanjuruhan bisa merekomendasikan penahanan bagi keenam tersangka untuk keperluan penyidikan.

"TGIPF seharusnya merekomendasikan penahanan tersangka kepada penegak hukum karena dikhawatirkan dapat menghilangkan alat bukti atau setidaknya mempengaruhi saksi-saksi kejadian jika mereka masih berkeliaran bebas," ungkapnya.

Baca juga: Suprapti Sosok Penjual Dawet yang Sebar Hoaks Tragedi Kanjuruhan, Ternyata Kader PSI

Dia pun berharap agar polisi yang menembakkan gas air mata ke arah penonton juga ditetapkan sebagai tersangka dan segera ditahan.

"Mereka adalah eksekutornya. Penahanan eksekutor lapangan ini penting dan mendesak karena keterangan mereka secara jujur sangat diperlukan untuk membongkar tragedi kemanusiaan ini," pungkasnya.

Sebelumnya, pada Kamis (6/10/2022), Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menetapkan 6 orang sebagai tersangka dalam kasus tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang.

Para tersangka diduga melanggar Pasal 359 dan 360 KUHP tentang Kelalaian yang Menyebabkan Kematian, dan Pasal 103 ayat 1 Jo pasal 52 UU Nomor 11 Tahun 2022 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com