MALANG, KOMPAS.com - Salah satu Aremania asal Probolinggo, Rusdi, diduga mengalami trauma dan depresi setelah kerusuhan yang terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Sebanyak tiga teman Rusdi menjadi korban dalam tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang. Rusdi merupakan remaja asal Kecamatan Krucil, Kabupaten Pasuruan.
Sejak tragedi Kanjuruhan, Rusdi terlihat lalu lalang di area Stadion Kanjuruhan. Ia terlihat linglung. Tatapannya kosong.
"Dia kerap terlihat lalu-lalang selama 10 hari ini, dan setiap hari numpang buang air di toilet sini," ungkap salah satu penjaga toilet di area Stadion Kanjuruhan, Suhartini saat ditemui, Rabu (12/10/22).
Awalnya, Suhartini tak mencurigai keberadaan Rusdi karena memang banyak orang hilir mudik di Stadion Kanjuruhan setelah tragedi tersebut.
Ia baru mencurigai Rusdi karena masih melihat remaja itu beberapa hari berikutnya. Sejak tragedi itu, Rusdi hampir setiap hari menggunakan toilet yang dijaganya untuk buang air dan mandi.
Baca juga: Kasus Kanjuruhan, Ketua Panpel Arema FC: Tiket Dicetak 43.000, Laku 42.516
"Kami coba tanyai, dia mengaku awalnya sempat pulang mengantarkan ketiga temannya yang sudah tewas. Tapi kembali lagi ke Malang," jelasnya.
Anehnya, Suhartini menyebut Rusdi kembali ke Stadion Kanjuruhan untuk menemani temannya yang sudah tiada.
"Saat tanyakan, kan teman kamu sudah meninggal, kenapa masih ditemani? Sebaiknya kamu pulang saja. Tapi ia menjawab, takut," jelasnya.
Berdasarkan pengakuan Rusdi, Suhartini mengatakan, remaja itu menjual ponsel untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Ponselnya dijual, katanya laku Rp 800.000, sekarang uangnya tinggal Rp 40.000," tegasnya.
Identitas Rusdi diketahui berdasarkan pemeriksaan psikolog RSUD Kanjuruhan di tasnya yang sempat dititipkan ke Suhartini. Psikolog menemukan Surat Tanda Tamat Belajar Raudlatul Athfal (RA) Probolinggo.
Psikolog RSUD Kanjuruhan Hardiono membenarkan, Rusdi diduga mengalami gangguan mental usai kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Saat ini, pihaknya tengah berupaya melakukan pendekatan untuk menanyainya lebih dalam.
"Satu-satunya cara untuk mendekatinya adalah menggunakan pendekatan Aremania. Karena selain itu dia selalu menolak," jelasnya.
Sementara itu, Sub Koordinator Monev dan Pelayanan Medis RSUD Kanjuruhan Lukito Condro mengatakan, Rusdi sedang dicari Dinas Kesehatan Probolinggo.
"Dinas Kesehatan Probolinggo sudah berkoordinasi dengan kami sejak Selasa (11/10/2022) kemarin," tuturnya.
Sementara ini, Lukito tengah berkoordinasi dengan Rumah Sakit Jiwa Lawang untuk memeriksa kondisi kejiwaan Rusdi.
"Petugas Rumah Sakit Jiwa Lawang saat ini tengah berkoordinasi dengan keluarga untuk meminta persetujuan pemeriksaan kejiwaan. Setelah mendapat persetujuan nanti akan kami evakuasi ke Rumah Sakit Jiwa Lawang," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.