LUMAJANG, KOMPAS.com - Buah salak menjadi sumber penghasilan bagi sebagian warga Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Setidaknya, ada 2.492 orang di kecamatan itu yang menjadikan buah salak sebagai sumber penghidupan selama bertahun-tahun.
Baca juga: 2,9 Kilogram Sabu dari Malaysia Gagal Diselundupkan ke Lumajang
Dalam satu tahun, para petani bisa menghasilkan 30.508 ton buah salak dari 797,96 hektare lahan.
Dari hasil itu, Kabupaten Lumajang berpeluang menjadi sentra penghasil buah dan olahan salak terbesar di Indonesia.
Sayangnya, pemerintah kurang memperhatikan potensi menjanjikan itu. Ketersediaan pupuk untuk komoditas salak tidak pernah ada.
Salah seorang petani salak di Kecamatan Pronojiwo, Udin mengatakan, selama ini tidak pernah mendapatkan jatah pupuk dari pemerintah seperti petani padi maupun jagung.
Menurutnya, petani salak di Kecamatan Pronojiwo mengeluarkan biaya sendiri untuk memberikan obat dan vitamin agar hasil panen memuaskan.
"Ya keluar biaya sendiri, kalau petani padi kan dapat jatah subsidi dari pemerintah," kata Udin di Lumajang, Senin (10/10/2022).
Senada, petani lain bernama Tholik berharap, pemerintah bisa memperhatikan nasib para petani salak agar mendapatkan jatah pupuk subsidi.
Selama ini buah salah jadi penyangga kehidupan masyarakat di Pronojiwo.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.