Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gas Air Mata Disebut Tak Mematikan, Polri: Korban Tewas di Kanjuruhan karena Kekurangan Oksigen

Kompas.com - 10/10/2022, 18:44 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengatakan ada beberapa gas air mata kedaluwarsa yang ditembakkan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, gas air mata yang kedaluwarsa tersebut ditemukan pihaknya di lapangan.

“Ya, ada beberapa yang diketemukan (kedaluwarsa) ya, yang tahun 2021, ada beberapa ya,” kata Dedi, sebagaimana diwartakan Kompas.com, Senin (10/10/2022).

Dedi mengaku belum mengetahui pasti jumlah gas air mata kedaluwarsa yang digunakan karena saat ini masih didalami di laboratorium forensik.

Menurut Dedi, gas air mata yang kedaluwarsa mengandung zat kimia dengan kadar yang menurun sehingga tidak begitu efektif jika digunakan.

Baca juga: Polri: Ada Beberapa Gas Air Mata Kedaluwarsa yang Ditemukan di Stadion Kanjuruhan

“Ketika tidak diledakkan di atas maka akan timbul partikel lebih kecil lagi dari pada partikel yang lebih kecil lagi daripada bedak yang dihirup kemudian kena mata mengakibatkan perih. Jadi, kalau sudah expired justru kadarnya berkurang, kemudian kemampuannya akan menurun,” paparnya.

Jenis gas air mata yang digunakan polisi di Stadion Kanjuruhan

Dilansir dari Antara, Senin (10/10/2022), Dedi memastikan bahwa gas air mata (chlorobenzalmalononitrile/CS) yang digunakan polisi di Stadion Kanjuruhan adalah jenis CS warna merah dan biru yang masih berlaku.

Berdasarkan penjelasan Dedi, terdapat tiga jenis gas air mata yang digunakan oleh personel Brimob di Indonesia, yakni jenis CS merah, biru dan hijau. 

Penggunaan masing-masing jenis gas air mata ini diatur sesuai eskalasi massa dan tingkat kontijensi yang terjadi.

Gas air mata warna hijau yang digunakan pertama berupa asap. Saat gas air mata jenis ini ditembakkan, terjadi ledakan di udara yang berisi asap putih. 

Baca juga: Polresta Malang Sujud Meminta Maaf kepada Korban Tragedi Kanjuruhan, Humas: Spontan Saat Apel

Kemudian, gas air mata berwarna biru digunakan untuk menghalau massa yang berjumlah sedang.

Terakhir, gas air mata warna merah dipakai untuk menghalau massa dalam jumlah besar. 

Dedi pun mengatakan bahwa menurut ahli, salah satunya adalah Mas Ayu Elita Hafizah dari Universitas Indonesia (UI), gas air mata yang digunakan oleh Brimob tidak mematikan.

"Beliau menyebutkan bahwa termasuk dari Doktor Mas Ayu Elita bahwa gas air mata atau CS ini ya dalam skala tinggi pun tidak mematikan yang digunakan oleh Brimob," kata Dedi, dikutip dari Tribunnews, Senin (10/10/2022).

"Sekali lagi, saya bukan expertnya, saya hanya bisa mengutip para pakar menyampaikan ya CS atau gas air mata dalam tingkatannya tertinggi pun tidak mematikan," imbuhnya.

Baca juga: Tersangka Security Officer: Saya Tak Pernah Perintahkan Steward Menutup Pintu Stadion Kanjuruhan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Korupsi Dana Desa, Kades di Situbondo Ditahan

Korupsi Dana Desa, Kades di Situbondo Ditahan

Surabaya
Berdalih Sayang, Seorang Ayah di Malang Lakukan Pelecehan Seksual kepada Anak Kandung

Berdalih Sayang, Seorang Ayah di Malang Lakukan Pelecehan Seksual kepada Anak Kandung

Surabaya
Caleg PSI di Kota Malang Ditemukan Tewas Dalam Rumah, Warga Paksa Buka Pintu Depan

Caleg PSI di Kota Malang Ditemukan Tewas Dalam Rumah, Warga Paksa Buka Pintu Depan

Surabaya
Dua Kali Mangkir Sidang, Masriah Terekam CCTV Pulang ke Rumah

Dua Kali Mangkir Sidang, Masriah Terekam CCTV Pulang ke Rumah

Surabaya
UMK Terendah di Jatim, Pemkab Dinilai Tak Serius Sejahterakan Buruh

UMK Terendah di Jatim, Pemkab Dinilai Tak Serius Sejahterakan Buruh

Surabaya
Bupati Sumenep Bentuk Tim Khusus Selidiki Kematian Bayi Usai Diambil Sampel Darah

Bupati Sumenep Bentuk Tim Khusus Selidiki Kematian Bayi Usai Diambil Sampel Darah

Surabaya
Rumah di Lumajang Disatroni Rampok, Pemilik Disekap, Emas 315 Gram Digondol

Rumah di Lumajang Disatroni Rampok, Pemilik Disekap, Emas 315 Gram Digondol

Surabaya
Ditanya soal Jadi Pengusaha, Kaesang: Susah Jelaskan, Orang Lihatnya Saya Punya 'Privilege'

Ditanya soal Jadi Pengusaha, Kaesang: Susah Jelaskan, Orang Lihatnya Saya Punya "Privilege"

Surabaya
Berkendara Saat Mabuk, Seorang Pria Tewas Usai Tabrak Truk di Surabaya

Berkendara Saat Mabuk, Seorang Pria Tewas Usai Tabrak Truk di Surabaya

Surabaya
PSI Beri Teguran Keras Ade Armando Buntut Pernyataan Politik Dinasti

PSI Beri Teguran Keras Ade Armando Buntut Pernyataan Politik Dinasti

Surabaya
Kios Terbakar, Pedagang Pasar Leces: Baru Saja Kulak Puluhan Kg Daging Sapi

Kios Terbakar, Pedagang Pasar Leces: Baru Saja Kulak Puluhan Kg Daging Sapi

Surabaya
Pasar Leces Probolinggo Terbakar

Pasar Leces Probolinggo Terbakar

Surabaya
Pengakuan Tersangka Kasus Prostitusi Daring: Kami Pindah-pindah di Situbondo, Banyuwangi, Jember

Pengakuan Tersangka Kasus Prostitusi Daring: Kami Pindah-pindah di Situbondo, Banyuwangi, Jember

Surabaya
Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini 5 Desember 2023 : Pagi Cerah Berawan, Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini 5 Desember 2023 : Pagi Cerah Berawan, Malam Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 05 Desember 2023: Pagi Berawan dan Sore Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 05 Desember 2023: Pagi Berawan dan Sore Hujan Ringan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com