Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah memulai penyelidikan Tragedi Kanjuruhan.
Komisioner Bidang Penyelidikan dan Pemantauan Komnas HAM Choirul Anam membeberkan, ada beberapa jenazah yang kondisinya memprihatinkan.
"Kondisi jenazah banyak yang mukanya biru. Jadi, muka biru ini banyak. Ini menunjukkan kemungkinan besar karena kekurangan oksigen karena juga gas air mata," terangnya, dikutip dari YouTube Humas Komnas HAM.
Selain muka biru, kondisi lainnya yakni mata merah dan keluar busa dari mulut.
Baca juga: FIFA Larang Penggunaan Gas Air Mata di Stadion, tapi Mengapa Polisi Menembakkannya di Kanjuruhan?
Anam menyampaikan, informasi itu diperoleh dari keterangan keluarga korban, Aremania, dan relawan yang menangani jenazah.
Di samping itu, Anam menyebutkan bahwa pihaknya mendapatkan informasi soal kondisi luka yang dialami korban.
"Macam-macam kondisi lukanya. Ada yang kaki patah, rahang patah, ada yang memar dan lain sebagainya," bebernya.
"Ada beberapa yang sangat memprihatinkan karena kena gas air mata adalah kondisi matanya sangat merah," imbuhnya.
Baca juga: Kapolri Sebut 8 Gas Air Mata Dilontarkan ke Tribune Kanjuruhan, Bikin Penonton Panik
Komnas HAM juga sempat bertemu dengan seorang penyintas tragedi Kanjuruhan pada Senin (3/10/2022).
"Senin itu baru bisa melihat. Sebelum-belumnya enggak bisa melihat. Matanya sakit kalau dibuka, dadanya perih, sesak napas, tenggorokannya perih," urainya.
Selain itu, Anam juga menyinggung soal kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.
"Banyak pihak yang memberikan keterangan kepada kami itu (kericuhan) akibat gas air mata. Gas air mata membuat panik dan sebagainya, sehingga ada terkonsentrasi di sana, di beberapa titik pintu. Ada pintu yang terbuka sempit. Terus ada pintu yang tertutup. Itu yang membuat banyak jatuh korban," paparnya.
Baca juga: 3 Polisi Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Kapolri Ungkap Soal Perintah Penembakan Gas Air Mata
Sumber: Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Malang dan Batu, Nugraha Perdana | Editor: Krisiandi, Dheri Agriesta, Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.