Pada menit ke-51, Persebaya mencetak satu gol tambahan sekaligus mengunci keunggulan hingga peluit akhir pertandingan dibunyikan.
Setelah itu, waktu berputar dengan sangat cepat.
“Saat pertandingan berakhir, saya melihat satu-dua orang dari tribun saya turun ke lapangan. Petugas menangkap mereka. Lalu semakin banyak yang turun [ke lapangan],“ katanya.
Aparat lantas melepaskan rentetan tembakan gas air mata ke berbagai titik.
“Kemudian Tribun 10 sampai 14 langsung empat tembakan [gas air mata]. Di depan saya banyak asap, saya tidak kuat dan coba turun [ke tangga keluar stadion],” katanya.
Untuk keluar dari tribun, penonton harus menuruni sekitar 20 anak tangga. Pada bagian tengah terdapat lantai datar sepanjang lebih dari satu meter.
“Pas turun saya kira cuma turun biasa, tidak tahunya banyak yang turun. Ibu-ibu kan baru pertama kali merasakan gas air mata, mereka panik ingin cepat-cepat keluar stadion, desak-desakan,“ katanya.
Aulia mengenang saat di lantai datar tangga itu, para penonton berjatuhan dan saling menimpa.
“Pas [pada bagian] datar ada yang jatuh, lalu ketimpa dari atas dan macet di situ. Padahal ke bawahnya ke tangga tidak ada apa-apa. Jadi menumpuk di tengah.“
Aulia yang berada di tangga atas semakin terdorong ke arah tumpukan.
Baca juga: Ketua Panpel Arema FC Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Jual Tiket Melebihi Kapasitas Stadion
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.