Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Stadion Kanjuruhan, Kisah Pilu "Kuburan Massal" di Pintu 13 dan 14

Kompas.com - 05/10/2022, 06:26 WIB
Rachmawati

Editor

 

Semua pintu keluar ditutup, kecuali pintu 14

Kisah yang sama disampaikan Eko Prianto (39) warga Dau, Kabupaten Malang.

Ia menangis saat mulai menceritakan kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. Sambil terisak, ia mengisahkan puluhan penonton bergelimpangan di Pintu 13.

"Pintu 13, seperti kuburan massal. Banyak anak kecil, korban kebanyakan perempuan. Saya tak kuat," ujarnya dengan suara tercekat.

Belakangan terungkap bahwa puluhan anak kehilangan nyawa di stadion tersebut.

Pejabat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Nahar, mengungkap sedikitnya 32 anak kehilangan nyawa dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan.

Baca juga: Polri Klaim Tak ada Penangkapan Pengunggah Video Tragedi Kanjuruhan

"Dari 125 orang yang tewas dalam kecelakaan itu, 32 di antara mereka adalah anak-anak. Yang termuda adalah balita berusia tiga atau empat tahun," kata Nahar kepada BBC News Indonesia.

Saat pertandingan berlangsung, Eko Prianto mengaku memilih berada di luar stadion. Meski ia memiliki tiket masuk, dia memilih bersama salah seorang temannya duduk di pelataran luar stadion.

Banyak aparat berjaga, sebagian duduk minum kopi di warung di luar stadion.

Beberapa saat setelah peluit tanda akhir pertandingan, ia mendengarkan suara tembakan sebanyak lima kali. Di Pintu 10, ia mendengar suara jeritan dan gedoran pintu. Ia bergegas menuju Pintu 10.

Di sana para penonton terlihat membuka paksa pintu dan dia menemukan puluhan orang lemas dan pingsan.

"Saya berusaha menolong, membopong korban. Ternyata jumlah korban semakin banyak,' katanya.

Baca juga: Kumpulkan Rp 447 Juta untuk Korban Tragedi Kanjuruhan, Ini Harapan ARMY Indonesia

Suporter dari berbagai kelompok berkumpul di Mandala Krida doakan korban tragedi Kanjuruhan, Malang, Selasa (4/10/2022)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Suporter dari berbagai kelompok berkumpul di Mandala Krida doakan korban tragedi Kanjuruhan, Malang, Selasa (4/10/2022)
Eko tiba-tiba teringat banyak saudara dan tetangganya yang menonton di Pintu 13.

Di Pintu 13, sebagian penonton berusaha menjebol "angin-angin" alias ventilasi pada tembok di samping pintu. Mereka berusaha keluar dan berdesak-desakan.

Ia berusaha membuka pintu yang terbuat dari besi, namun gagal. Eko berlari menemui aparat Kepolisian dan TNI yang berjaga untuk meminta bantuan membuka pintu. Dia juga meminta bantuan petugas medis. Namun upayanya itu sia-sia.

"Tidak dibantu, saya malah nyaris dipukul aparat," ujarnya. Ia lantas masuk lewat pintu utama dan meminta bantuan petugas dan panitia untuk membantu evakuasi di Pintu 13.

Akhirnya, ia bisa membantu evakuasi korban dari dalam. Sejumlah penonton yang tergeletak diangkat ke dalam ruangan.

Baca juga: Hasil Sidang Komdis PSSI soal Tragedi Kanjuruhan: Denda Rp 250 Juta hingga Sanksi Seumur Hidup

"Semua pintu keluar tertutup, kecuali Pintu 14," katanya. Ia menanyakan mengapa pintu keluar ditutup. Padahal setiap pertandingan, 15 menit sebelum pertandingan selesai, pintu keluar dibuka.

Mengenai pintu keluar yang tertutup, juru bicara Arema FC, Sudarmaji, enggan berkomentar panjang. Ia menyerahkan semua pada penyelidikan dan investigasi yang dilakukan polisi.

"Soal pintu ditutup atau dibuka kami serahkan kepada tim investigasi," kata Sudarmaji. Ia juga membantah jumlah penonton yang melebihi kuota atau kapasitas stadion.

Alasannya, tiket yang diedarkan sesuai kapasitas penonton.

Sebelumnya Menko Polhukam, Mahfud MD, mengungkap tiket yang dijual 42.000 sementara kapasitas stadion adalah 38.000.

Baca juga: Kompolnas Duga Bukan Kapolres Malang yang Beri Perintah Polisi Tembakkan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan

Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana saat menjawab pertanyaan media terkait kerusuhan seusai pertandingan pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (2/10/2022) malam. KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana saat menjawab pertanyaan media terkait kerusuhan seusai pertandingan pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (2/10/2022) malam.
Presiden Klub Arema FC, Gilang Widya Pramana, menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban atas kejadian tersebut. Ia mengaku tidak menyangka akan terjadi insiden kerusuhan yang menyebabkan 125 meninggal.

"Syok, sedih dan menyesalkan kejadian ini. Banyak korban. Saya siap bertanggung jawab, kami berikan santunan meski tidak bisa mengembalikan nyawa," katanya.

Gilang menyampaikan siap menerima sanksi Komisi Disiplin PSSI yang menjatuhkan sanksi larangan bermain selama semusim.

Manajemen Arema juga mengatakan akan kooperatif dengan investigasi tim pencari fakta independen yang mengusut tuntas insiden ini.

---

Wartawan di Malang, Eko Widianto, berkontribusi dalam artikel ini untuk BBC News Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

WNA Filipina Ditemukan Meninggal di Kamar Apartemen Surabaya

WNA Filipina Ditemukan Meninggal di Kamar Apartemen Surabaya

Surabaya
Banjir Lahar Gunung Semeru, Jembatan Gondoruso Putus

Banjir Lahar Gunung Semeru, Jembatan Gondoruso Putus

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Arak-arak Bondowoso: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Arak-arak Bondowoso: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
20 Warga Banyuwangi Positif Chikungunya, 40 Orang Suspek

20 Warga Banyuwangi Positif Chikungunya, 40 Orang Suspek

Surabaya
Banjir Lahar Semeru di Lumajang, Ratusan Warga Mengungsi

Banjir Lahar Semeru di Lumajang, Ratusan Warga Mengungsi

Surabaya
11 Orang Ditangkap dalam Penggerebekan Narkoba di Jalan Kunti Surabaya

11 Orang Ditangkap dalam Penggerebekan Narkoba di Jalan Kunti Surabaya

Surabaya
Polres Situbondo Akan Panggil Petugas ASDP Buntut Penangkapan Calo di Pelabuhan Jangkar

Polres Situbondo Akan Panggil Petugas ASDP Buntut Penangkapan Calo di Pelabuhan Jangkar

Surabaya
Ambulans Pengangkut Rombongan Pegawai Hendak Halal Bihalal Terguling di Tulungagung

Ambulans Pengangkut Rombongan Pegawai Hendak Halal Bihalal Terguling di Tulungagung

Surabaya
Bupati Sidoarjo Tak Hadiri Halal Bihalal Kepala Daerah di Surabaya

Bupati Sidoarjo Tak Hadiri Halal Bihalal Kepala Daerah di Surabaya

Surabaya
Polisi Temui Kendala Buru Perampok yang Sempat Sekap Korban di Gresik

Polisi Temui Kendala Buru Perampok yang Sempat Sekap Korban di Gresik

Surabaya
Bos di Surabaya Jadi Korban Penipuan, Rugi Rp 1,5 Miliar, Pelaku Mengaku Tinggal di Amerika

Bos di Surabaya Jadi Korban Penipuan, Rugi Rp 1,5 Miliar, Pelaku Mengaku Tinggal di Amerika

Surabaya
Kadinkes Kabupaten Malang Dicopot karena Pembengkakan Anggaran PBIP

Kadinkes Kabupaten Malang Dicopot karena Pembengkakan Anggaran PBIP

Surabaya
Eks Dirut Perusahaan Jadi Buronan Polda Jatim dalam Kasus Penggelapan dan TPPU Rp 9,2 M

Eks Dirut Perusahaan Jadi Buronan Polda Jatim dalam Kasus Penggelapan dan TPPU Rp 9,2 M

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com