KOMPAS.com - Yanuar Dwi Bramastyo sempat hilang saat tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).
Aremani asal Probolinggo, Jawa Timur itu ditemukan dalan kondisi meninggal oleh Rizal dan dua rekannya di RS Syaiful Anwar (RSAA) Kota Malang pada Minggu (2/10/20220).
Rizal terlihat tertunduk lesu di depan kamar jenazah RSAA. Tatapannya sayu dan matanya terlihat merah.
Ia hanya menatap aspal jalan tanpa memperdulikan orang lain di sekitarnya.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan dalam Pandangan Mata Para Saksi dari Tribune Penonton...
Sementara tangisan mewarnai bagian luar kamar jenazah RSAA. Selain itu banyak warga yang mencari kebaradaan angota keluarganya.
Rizal sempat bercerita dia dan dua rekannya sempat menunggu kabar dari Yanuar yang akrab dipanggil Tyo setelah terpisah saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
"Temanku Tyo hilang. Kami masih mencarinya, tapi belum ketemu," ucap Rizal kepada Surya Malang sebelum nereka menemukan jenazah tyo.
Ia bercerita berangkat dari Probolinggo ke Malang menggunakan dua mobil Elf bersama 32 Aremania asal Perobolinggi
Saat di Stadion Kanjuruhan, 32 orang tersebut berpisah. Ada yang melihat dari tribune 2 dan di tribune 12.
Baca juga: Aremania dan Bonek Lombok Doa Bersama untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Rizal, Tyo, dan rekannya menonton pertandingan dari tribune 12 yang biasanya dihuni oleh komunitas Aremania Curva Sud Arema (CSA).
Saat pertandingan usai, Rizal dan teman-temannya tak kunjung keluar dari Stadion Kanjuruhan.
Mereka ingin melihat, pemain Arema yang menyapa Aremania di tribune Stadion Kanjuruhan.
Saat itu tiba-tiba terjadi kericuhan. Petugas menembakkan gas air mata ke suporter di tempat Rizal.
Tembakan itu membuat Aremania berlarian untuk menyelamatkan diri. Itulah momen terakhir Rizal bertemu dengan Tyo.
"Saat gas air mata di tribune, semua lari. Saya menutup matak karena perih. Saat saya membuka mata, penuh asap. Tyo sudah hilang. Saya tidak tahu ke mana," ucapnya.