KOMPAS.com - Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu yang berdiri pada abad ke-11 atau tepatnya pada tahun 1045 M di Jawa Timur.
Kerajaan Kediri dikenal dengan banyak nama seperti Kerajaan Kadiri, Daha, dan Panjalu.
Baca juga: Puncak Kejayaan Kerajaan Kediri
Pusat pemerintahan Kerajaan Kediri berada di Dahanapura, yang kini masuk ke dalam wilayah Kediri, Jawa Timur.
Raja pertama Kerajaan Kediri adalah Sri Samarawijaya, semntara puncak kejayaan diraih pada masa pemerintahan Raja Jayabaya.
Baca juga: Jayabaya, Raja Terbesar di Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri diketahui mengalami kemunduran dan runtuh pada tahun 1222 M karena serangan dari Ken Arok.
Baca juga: Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Kediri
Berikut adalah beberapa bukti yang menjadi sumber sejarah dari Kerajaan Kediri.
Prasasti Sirah Keting diperkirakan dibuat sekitar tahun 1126 Saka atau 1204 Masehi.
Isi prasasti ini ditulis dengan aksara Jawa Kuno dan berbahasa Jawa Kuno.
Prasasti Sirah Keting ditemukan di daerah Ponorogo, Jawa Timur dan saat ini disimpan di Museum Nasional, Jakarta.
Prasasti ini ditulis di atas batu berbentuk persegi panjang dengan pahatan pada keempat sisinya.
Isi Prasasti Sirah Keting menyebut tentang nama Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu, yang menghadiahi rakyatnya tanah.
Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu mengaku sebagai cucu Dharmawangsa Teguh, penguasa terakhir Kerajaan Medang.
Dari isi Prasasti Sirah Keting, diketahui bahwa Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu adalah seorang raja yang memiliki kekuasaan otonom (terpisah) dari Kerajaan Kediri, tepatnya di sekitar Madiun dan Ponorogo saat ini.
Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu berkuasa bersamaan dengan Raja Kameswara (1184-1194) di Kerajaan Kediri.
Prasasti Kamulan diperkirakan dibuat pada masa pemerintahan Raja Kertajaya (1194-1222), tepatnya pada tahun 1194 M.