KOMPAS.com - Indonesia Police Watch (IPW) mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas kasus tragedi kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menewaskan 125 orang.
Selain itu, IPW juga meminta kepolisian terbuka dan profesional saat melakukan penyelidikan soal penggunaan gas air mata.
Baca juga: Kerusuhan Suporter di Malang Tewaskan 129 Orang, Manajer Arema FC: Kenapa Ditembaki Gas Air Mata?
Tembakan gas air mata itu diduga menjadi pemicu jatuhnya korban jiwa dari pihak suporter. Sejumlah poin-poin telah dilontarkan IPW terkait kasus tragedi Kanjuruhan tersebut.
Baca juga: Soal Polisi Gunakan Gas Air Mata Bubarkan Kerusuhan di Stadion, Ini Tanggapan Pengamat
IPW meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk serius dalam menganalisis sistem pengamanan yang dilakukan oleh jajarannya.
Sistem pengamanan itu terkait tindakan dan protokol pengendalian kericuhan di sepak bola.
Seperti diketahui, kericuhan bermula saat suporter Arema FC turun ke lapangan untuk meluapkan kekecewaan kepada pemain dan ofisial Arema FC atas kekalahan terhadap Persebaya.
Menurut Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso, saat itu jumlah personel dengan suporter tidak sebanding.
Hal itu membuat aparat kewalahan ketika terjadi kerusuhan.
"Bahkan, aparat kepolisian yang tidak sebanding dengan jumlah penonton, secara membabi buta menembakkan gas air mata, sehingga menimbulkan kepanikan terhadap penonton yang jumlahnya ribuan," ucapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.