Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Suporter Bola Bertaruh Nyawa usai Ditembaki Gas Air Mata

Kompas.com - 03/10/2022, 15:26 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com - Bentrokan suporter bola yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur telah membuat ratusan nyawa berjatuhan pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Tragedi itu berlangsung setelah pertandingan berakhir dengan kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya 2-3.

Gelombang suporter Aremania yang tak terima tim kebanggaannya itu kalah di kandang Singo Edan langsung turun menyerbu lapangan.

Awalnya, mereka hendak protes kepada pemain dan manajemen Arema FC atas kekalahan tersebut.

Namun, niat mereka dihalau petugas keamanan hingga melepaskan tembakan gas air mata.

Baca juga: Janji Kapolri soal Tragedi Kanjuruhan: Kami Akan Serius dan Mengusut Tuntas

Dugaan ratusan korban tewas

Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, Dr Bobby Prabowo mengungkapkan berdasarkan pengamatan, korban yang dievakuasi ke rumah sakitnya mayoritas karena trauma, terinjak hingga sesak napas.

"Mungkin karena kekurangan oksigen karena terlalu banyaknya orang-orang yang ada di situ, dan juga mungkin terdampak karena asap. Itu semua kompilasi yang memperberat kondisi," ungkapnya saat ditemui, Minggu (2/10/2022).

Bobby pun merekomendasikan perlu ada kajian-kajian mendalam tentang penyebab utama mengenai kematian dari korban- korban tersebut.

"Itu kompilasi. Jadi gangguan pernafasan akibat asap, kemudian juga terinjak-injak, kurangnya oksigen, jadi satu. Ini yang kita nanti yang dibuktikan di dalam pemeriksaan," tegasnya.

Bobby mengatakan saat ini tim kepolisian tengah melakukan uji laboratorium forensik.

Hasil uji laboratorium itu nantinya akan menjadi data untuk menyelidiki dugaan penyebab kematian tersebut.

"Nanti kalau sampai kajian-kajian ada tim nya sendiri, kita hanya memberikan data-data dari hasil pemeriksaan korban di rumah sakit kami," ujar dia.

Langkah Polri

Setelah peristiwa tersebut, Polri telah membentuk tim dari Mabes Polri yang terdiri dari Bareskrim, Divisi Propam, Inafis, Puslabfor dan lainnya.

Tim tersebut akan mendalami terkait standar operasional prosedur (SOP) dan tahapan dalam pengamanan saat pertandingan sepak bola.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, tim akan mendalami terkait SOP dan tahapan yang dilakukan oleh satgas atau tim pengamanan yang melaksanakan tugas saat pertandingan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com