"Orangtuanya (kedua korban) ingin sekali merayakan ulang tahun anaknya sebenarnya," ucap dia.
Dia bercerita, kericuhan terjadi sekitar pukul 22.00 WIB.
Awalnya, terdapat dua suporter turun ke lapangan.
Kemudian polisi menghalau massa yang turun menggunakan gas air mata.
"Awalnya gas air mata di lapangan dulu. Kemudian (ditembak) ke arah tribune pintu 12, saya sama lainnya di pintu 14, gas air matanya kena angin kan jadi nyebar," kata dia, saat diwawancarai di rumah duka, Minggu.
Lantas, dia pun baru menemukan keberadaan kedua korban berada di Stadion Kanjuruhan setelah ditolong oleh orang lain.
Selanjutnya, korban dipinggirkan keluar stadion dan dibawa ke RS Teja Husada, Kabupaten Malang.
Baca juga: Manajemen dan Pemain Arema FC Akan Kunjungi Korban Tragedi Kanjuruhan
Doni menduga, kedua korban meninggal dunia akibat terdesak oleh suporter lainnya yang akan keluar dan menghirup gas air mata.
Sedangkan anak korban dapat selamat setelah meminta pertolongan ke polisi.
"Kemungkinan saudara saya ini kemudian jatuh dari tangga tribune. Mukanya sudah membiru pucat. Anaknya minta bantuan ke polisi, terus selamat," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.