KOMPAS.com - Riyan Dwi Cahyo, warga Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Jatim), menjadi salah satu korban selamat dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jatim, Sabtu (1/10/2022).
Di tengah kepanikan dan hujan gas air mata yang ditembakkan polisi, Riyan terjatuh saat mencoba keluar dari stadion.
"Setelah jatuh, saya terinjak-injak supporter lain, sampai saya mengalami patah tulang. Saat itu, saya berada di tribun timur," kata Riyan.
Untungnya, Riyan yang dalam kondisi sesak napas akibat menghirup gas air mata berhasil dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
"Waktu itu sebenarnya saya bersama teman perempuan namun dia tidak tahu di mana keberadaannya hingga pasca terjatuh dan terinjak-injak," ungkapnya.
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, Dr Bobby Prabowo, mengungkapkan penyebab yang dialami kebanyakan korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Dia mengatakan, rata-rata korban yang dievakuasi ke RSUD Kanjuruhan mengalami sesak napas, trauma, dan luka akibat terinjak-injak.
"Mungkin karena kekurangan oksigen karena terlalu banyaknya orang yang ada di situ, dan juga mungkin terdampak karena asap. Itu semua kompilasi yang memperberat kondisi," kata Bobby, Minggu (2/10/2022).
Akan tetapi, Bobby menyarankan agar dilakukan kajian mendalam untuk mengetahui penyebab utama meninggalnya para korban tersebut.
"Itu kompilasi. Jadi gangguan pernapasan akibat asap, kemudian juga terinjak-injak, kurangnya oksigen, jadi satu. Ini yang nanti kita buktikan di dalam pemeriksaan," ujar Bobby.
Bobby menuturkan, saat ini pihak kepolisian tengah melakukan uji forensik untuk mengetahui penyebab tewasnya para korban.
"Nanti kalau sampai kajian-kajian ada tim nya sendiri, kita (pihak RSUD) hanya memberikan data-data dari hasil pemeriksaan korban di rumah sakit kami," pungkasnya.
Sebelumnya, 129 orang dinyatakan meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).
Kericuhan terjadi usai laga lanjutan Liga 1 antara Arema vs Persebaya yang dimenangkan oleh tim tamu dengan skor 2-3.
Kecewa dengan kekalahan tim kesayangannya, sejumlah pendukung Arema merangsek masuk ke dalam lapangan pertandingan.
Baca juga: Wali Kota Surabaya Ucapkan Belasungkawa Atas Tragedi di Kanjuruhan, Siap Beri Bantuan Kemanusiaan
Melihat kondisi tersebut, aparat keamanan yang terdiri dari TNI dan Polri mencoba mengamankan situasi.
Selain melakukan pemukulan terhadap sejumlah suporter, berdasarkan video kericuhan yang beredar di media sosial, polisi pun tampak menembakkan gas air mata,. termasuk ke arah tribun yang dipadati oleh pendukung Arema.
Dalam kondisi panik, para supporter berusaha menyelamatkan diri dengan mencoba keluar dari stadion.
Namun, banyaknya orang yang mencoba keluar di tengah merebaknya gas air mata di dalam stadion membuat banyak korban berjatuhan akibat sesak napas, terjatuh, serta terinjak-injak.
Penulis: Kontributor Kabupaten Malang, Imron Hakiki | Editor: Khairina
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.