Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Selamat Kerusuhan di Kanjuruhan Ungkap Alasannya Turun ke Lapangan Usai Laga Arema Vs Persebaya

Kompas.com - 02/10/2022, 15:30 WIB
Imron Hakiki,
Khairina

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Salah satu suporter Arema FC, Riyan Dwi Cahyono (22) warga asal Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar yang selamat dalam tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan, pada Sabtu (1/10/2022) malam menyampaikan kesaksiannya bagaimana kondisi di tribun pada saat tragedi itu berlangsung.

Riyan saat ini tengah berbaring dalam perawatan medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, karena mengalami patah tulang kanan.

Saat ditemui, ia mengatakan pihaknya memang turut turun ke dalam lapangan usai pertandingan berakhir dengan kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya 2-3.

Baca juga: Dirut RSUD Kanjuruhan Ungkap Dugaan Penyebab Suporter Tewas di Stadion: Trauma, Terinjak, Sesak Napas

"Kami turun tujuannya memang untuk protes kepada pemain dan manajemen Arema FC, kenapa Arema FC bisa kalah? Padahal selama 23 tahun sejarahnya Arema FC tidak pernah kalah melawan Persebaya di kandang Singo Edan," ungkapnya saat ditemui, Minggu.

"Jadi tujuannya hanya untuk protes agar Arema FC bisa lebih baik lagi ke depannya," imbuhnya.

Belum sampai melompati pagar, tembakan gas air mata datang ke arahnya di tribun sebelah timur, hingga membuatnya jatuh dan terinjak supporter lain yang berebut turun dari tribun.

"Saat itu saya tidak berdaya. Bahkan, teman perempuan saya yang bareng bersama saya dari Blitar hilang dan belum tahu bagaimana kondisinya saat ini," jelasnya.

Akibat gas air mata, Riyan sempat sesak napas. Beruntung nyawanya masih selamat setelah segera dievakuasi oleh supporter lain.

"Kami kecewa dengan perlakuan petugas keamanan. Kami juga dipukul, ditendang oleh petugas, hingga teman kami sampai kehilangan nyawa," katanya.

Baca juga: Suami Istri Suporter Aremania Tewas Saat Kerusuhan di Malang, Diduga Jatuh dari Tangga Tribun 12

Sementara itu, salah satu supporter Aremania lain yang selamat, Gafandra Zulkarnain (20), warga asal Kota Malang mengatakan ia bersama teman perempuannya, Aldita Putri jatuh saat ia berada tribun selatan, saat huru-hara terjadi akibat tembakan gas air mata.

"Lalu kami berdua terinjak-injak oleh supporter lain saat semuanya sama-sama berebut keluar dari stadion," ungkapnya saat ditemui di RSUD Kanjuruhan, Minggu.

Akibatnya, ia mengalami luka-luka lebam di tangan kiri dan kaki kirinya. Sedangkan Aldita Putri mengalami luka di pelipis kiri dan dahi sebelah kanannya.

"Saat itu, kami tidak ikut turun ke lapangan, tapi hanya diam di tribun. Namun, situasi mendadak berubah setelah ada tembakan gas air mata ke arah tempat duduk kami, sehingga semua orang berebut keluar dari Stadion Kanjuruhan," jelasnya.

Beruntung, mereka berdua berhasil menyelamatkan diri keluar dari Stadion Kanjuruhan, meski dengan kondisi pernapasan sesak dan matanya perih akibat tembakan gas air mata.

"Beruntung kami masih bisa keluar dan masih hidup saat ini. Sebab banyak suporter lain yang tewas akibat tragedi itu," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com