Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Irjen Nico Afinta menyampaikan, gas air mata terpaksa dilepaskan untuk menghalau suporter Arema yang merangsek ke lapangan.
"Mereka turun untuk tujuan mencari pemain dan pihak manajemen, kenapa bisa kalah," terangnya dalam konferensi pers di Markas Kepolisian Resor (Polres) Malang, Minggu pagi.
Lantaran gelombang suporter semakin banyak, polisi berupaya menghalau mereka menggunakan gas air mata.
"Sehingga, para suporter berlarian ke salah satu titik di pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah banyak yang mengalami sesak napas," jelasnya.
Baca juga: Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan Malang, 127 Orang Meninggal Dunia
Nico mengungkapkan, dari sekitar 42.288 suporter yang memenuhi tribun Stadion Kanjuruhan, tidak semuanya turun ke lapangan.
"Hanya sebagian yang turun ke lapangan. Sekitar 3.000 suporter," bebernya.
Ia menyatakan bahwa ditembakkannya gas air mata ke arah tribun Aremania ketika terjadi kericuhan sudah sesuai prosedur.
"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," sebutnya.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan Malang, Saksi Mata: Banyak Orang Terinjak Saat Gas Air Mata Ditembakkan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memaparkan bahwa terdapat 129 korban jiwa dalam tragedi Kanjuruhan Malang. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya adalah anggota kepolisian.
"Semua jenazah korban saat ini dievakuasi di beberapa rumah sakit di Kepanjen dan Kota Malang," ujarnya saat berkunjung ke Markas Kepolisian Resor (Polres) Malang, Minggu.
Khofifah membeberkan, dari 129 korban jiwa, 18 belas di antaranya belum diketahui identitasnya.
Korban yang belum diketahui identitasnya telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar (RSSA) Malang. Sebab, untuk korban jiwa yang belum diketahui identitasnya dikumpulkan di RSSA.
Baca juga: Kerusuhan di Kanjuruhan, Tembakan Gas Air Mata yang Membuat Suporter Sesak Napas dan Terinjak
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Malang, Imron Hakiki; Kontributor Malang dan Batu, Nugraha Perdana | Editor: Andi Hartik)
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Dirut RSUD Kanjuruhan Ungkap Faktor Kematian Aremania Usai Tonton Arema FC vs Persebaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.