MALANG, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur, Irjen Nico Afinta memastikan bahwa penembakan gas air mata kepada suporter Aremania di atas tribun saat terjadi kericuhan sudah sesuai prosedur.
Menurut Nico, hal itu sebagai upaya menghalau serangan suporter yang merangsek turun ke lapangan dan berbuat anarkis.
"Sehingga, para suporter berlarian ke salah satu titik di pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah banyak yang mengalami sesak napas," ungkapnya dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Minggu (2/10/2022) pagi.
Baca juga: Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan Malang, 127 Orang Meninggal Dunia
Namun, Nico memastikan bahwa dari sekitar 42.288 suporter yang memenuhi tribun, tidak semuanya turun ke dalam lapangan.
"Hanya sebagian yang turun ke lapangan. Sekitar 3.000 suporter," jelasnya.
"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," imbuhnya.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan Arema FC: 127 Korban Jiwa, Mobil Terbakar, Liga 1 Berhenti
Diberitakan sebelumnya, Nico Afinta menyebut ada 127 korban tewas atas insiden tersebut, dua di antaranya anggota kepolisian.
"Dari jumlah itu, 34 orang tewas di Stadion Kanjuruhan dan 93 orang lainnya tewas di rumah sakit," jelasnya.
Selain itu, juga terdapat 180 orang suporter yang saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
"Kemudian, ada 13 kendaraan mengalami kerusakan akibat amukan massa suporter Aremania pada kesempatan itu. Sebanyak 10 mobil dinas Polri, yang terdiri dari mobil Brimob, K-9, dan tiga di antaranya mobil pribadi," kata Nico.
Menurut Nico, peristiwa itu bermula saat suporter Aremania merangsek turun ke lapangan dengan cara meloncati pagar, karena tidak terima atas kekalahan Arema FC dari Persebaya.
"Mereka turun untuk tujuan mencari pemain dan pihak manajemen, kenapa bisa kalah," katanya.
Jajaran keamanan pun berupaya menghalau suporter tersebut, namun gelombang suporter yang turun ke lapangan terus mengalir.
Baca juga: Penggunaan Gas Air Mata di Kanjuruhan, Melanggar Aturan FIFA
"Sehingga terpaksa jajaran keamanan menembakkan gas air mata," jelasnya.
Sementara itu, Dwi, salah satu saksi mata atas insiden itu menduga banyaknya korban yang berjatuhan akibat tembakan gas air mata, sehingga banyak suporter mengalami sesak napas.
"Selain itu saya lihat ada banyak orang terinjak-injak, saat suporter berlarian akibat tembakan gas air mata," ungkap Dwi saat ditemui di Stadion Kanjuruhan, Sabtu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.