Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Prediksi Musim Hujan Datang Lebih Awal, BPBD Kabupaten Malang Antisipasi Bencana

Kompas.com - 30/09/2022, 08:21 WIB
Imron Hakiki,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mempersiapkan penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorologi, seperti ancaman banjir dan tanah longsor.

Pasalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Karangploso memprediksi musim hujan datang lebih awal, yakni pada Oktober 2022.

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 30 September 2022: Pagi Cerah Berawan dan Sore Hujan Ringan

"Saat ini kami sedang membuat Surat Keputusan (SK) penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorologi pada 2022," ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan melalui sambungan telepon, Kamis (29/9/2022).

“Berdasarkan rilis BMKG, musim hujan tahun ini datangnya lebih awal. Biasanya November, tahun ini diprediksi Oktober sudah datang," terangnya.

Sementara penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorologi tersebut akan dirilis pada Oktober 2022 oleh BPBD Kabupaten Malang.

"Dalam penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorolgi nanti sekaligus juga akan ditentukan pos lapangan dan BPBD ditunjuk oleh bupati sebagai komandan daruratnya,” ujarnya.

Ada empat daerah yang direncakan sebagai titik pos lapangan. Di antaranya, Kecamatan Ngantang, Tirtoyudo, Tumpang, dan Gedangan.

Keempat daerah itu dinilai sebagai titik rawan bencana di Kabupaten Malang.

"Masing-masing pos lapangan ini akan menjangkau beberapa kecamatan lainnya dalam hal penanganan bencana," pungkasnya.

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Karangploso, Edythya Ferlani Wua membenarkan, musim hujan tahun ini di kawasan Jawa Timur diprediksi pada Oktober.

"Wilayah Jawa Timur yang memasuki musim hujan paling awal atau September dasarian I diperkirakan terjadi pada zona musim 17, meliputi bagian utara Trenggalek hingga Tulungagung, bagian timur Ponorogo, dan bagian barat Kediri," ungkapnya melalui pesan singkat, Kamis.

"Sedangkan paling akhir diperkirakan terjadi di zona musim 55, yakni bagian timur Situbondo pada November dasarian III," imbuhnya.

Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Desember 2022 hingga Februari 2023.

"Sifat musim hujan 2022/2023 yang diperkirakan atas normal meliputi 63 zona musim alias 85.1 persen dari seluruh Zona Musim di Jawa Timur. Sementara hujan yang bersifat normal meliputi 11 zona musim dengan 14.9 persen," ujarnya.

Baca juga: Video Pasangan Mesum Beredar di Kota Malang, Satpol PP Lakukan Penertiban

Curah hujan selama Musim Hujan 2022/2023 diperkirakan berkisar antara 500-2500 milimeter.

"Jelang datangnya musim hujan ini, kami berharap masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada masa peralihan dan potensi bencana hidrometeorologi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pelecehan Payudara Berkeliaran di Kota Malang, Seorang Mahasiswi Nyaris Jadi Korban

Pelaku Pelecehan Payudara Berkeliaran di Kota Malang, Seorang Mahasiswi Nyaris Jadi Korban

Surabaya
Mobil Angkutan Siswa di Blitar Tabrakan Beruntun, 7 Orang Terluka

Mobil Angkutan Siswa di Blitar Tabrakan Beruntun, 7 Orang Terluka

Surabaya
Kakak Adik Buat Sabu di Rumah Kontrakan Pasuruan, Pelaku Berdalih Bisnis Kosmetik

Kakak Adik Buat Sabu di Rumah Kontrakan Pasuruan, Pelaku Berdalih Bisnis Kosmetik

Surabaya
Setelah 6 Jam, Kebakaran GM Plaza Lumajang Berhasil Dipadamkan

Setelah 6 Jam, Kebakaran GM Plaza Lumajang Berhasil Dipadamkan

Surabaya
PDI-P Beri Ruang Pertama untuk Petahana pada Pilkada Kabupaten Malang 2024

PDI-P Beri Ruang Pertama untuk Petahana pada Pilkada Kabupaten Malang 2024

Surabaya
Cerita di Balik Video Pertunangan Bocah 7 Tahun di Madura, Berawal dari Janji di Tanah Suci 8 Tahun Lalu

Cerita di Balik Video Pertunangan Bocah 7 Tahun di Madura, Berawal dari Janji di Tanah Suci 8 Tahun Lalu

Surabaya
Polisi Cabuli Anak Tiri Selama 4 Tahun, Nenek Korban: Hukum, Pecat, Tak Ada Ampun

Polisi Cabuli Anak Tiri Selama 4 Tahun, Nenek Korban: Hukum, Pecat, Tak Ada Ampun

Surabaya
Anak Anggota DPRD Surabaya Terseret Kasus Dugaan Penganiayaan, Bermula Kaca Mobilnya Dilempar Batu

Anak Anggota DPRD Surabaya Terseret Kasus Dugaan Penganiayaan, Bermula Kaca Mobilnya Dilempar Batu

Surabaya
Rumah Via Vallen di Sidoarjo Digeruduk Orang, Adik Diduga Tersangkut Kasus Gadai Motor

Rumah Via Vallen di Sidoarjo Digeruduk Orang, Adik Diduga Tersangkut Kasus Gadai Motor

Surabaya
Kebakaran GM Plaza Lumajang, 1 Satpam Dilarikan ke RS akibat Sesak Napas

Kebakaran GM Plaza Lumajang, 1 Satpam Dilarikan ke RS akibat Sesak Napas

Surabaya
 Pilu, Bocah 15 Tahun di Surabaya 4 Tahun Jadi Korban Kekerasan Seksual Ayah Tiri yang Berprofesi Polisi

Pilu, Bocah 15 Tahun di Surabaya 4 Tahun Jadi Korban Kekerasan Seksual Ayah Tiri yang Berprofesi Polisi

Surabaya
Kesaksian Pemilik Rumah di Pasuruan yang Dijadikan Tempat Produksi Narkotika: Bilangnya Usaha Kosmetik

Kesaksian Pemilik Rumah di Pasuruan yang Dijadikan Tempat Produksi Narkotika: Bilangnya Usaha Kosmetik

Surabaya
Rumah Terbakar di Jember, Penghuni Lansia Tewas Saat Berupaya Padamkan Api

Rumah Terbakar di Jember, Penghuni Lansia Tewas Saat Berupaya Padamkan Api

Surabaya
4 Tahun Cabuli Anak Tiri, Oknum Polisi Surabaya Berlutut agar Laporan Dicabut

4 Tahun Cabuli Anak Tiri, Oknum Polisi Surabaya Berlutut agar Laporan Dicabut

Surabaya
Mensos Risma Minta Pemkab Lumajang Lebih Tanggap Antisipasi Bencana, Bandingkan dengan Penanganan Merapi

Mensos Risma Minta Pemkab Lumajang Lebih Tanggap Antisipasi Bencana, Bandingkan dengan Penanganan Merapi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com