Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kedelai Naik, Perajin Tempe di Lumajang Kurangi Produksi

Kompas.com - 29/09/2022, 21:35 WIB
Miftahul Huda,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Kenaikan harga kedelai sejak beberapa bulan terakhir menjadi masalah bagi perajin tempe di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Sebab, kenaikannya cukup tinggi.

Dalam kurun waktu tiga bulan, harga kedelai di Lumajang naik dari Rp 8.000 per kilogram menjadi Rp 12.600 per kilogram.

Yayuk, salah satu perajin tempe di Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang mengatakan, naiknya harga kedelai membuatnya harus mengurangi jumlah produksi tempe dalam sehari.

Baca juga: Stok Vaksin Meningitis di Lumajang Kosong, Jemaah Umrah Terancam Batal Berangkat

Biasanya, saat harga kedelai berkisar antara Rp 8.000 - Rp 9.000, produksi tempenya bisa menghabiskan 4,1 kuintal kedelai.

Namun, gara-gara lonjakan harga yang drastis ini, ia hanya mampu memproduksi 3,5 kuintal setiap hari.

Menurut Yayuk, kenaikan harga kedelai sebelum ini tidak pernah langsung tinggi. Biasanya hanya berkisar antara Rp 100 - Rp 300 saja.

Baca juga: Pengusaha Tambang di Lumajang Jadi Tersangka, Ini Kata Sekda soal SPK Perbaikan Jalan

"Ini naiknya langsung tinggi, tiga minggu lalu itu masih Rp 12.000, sekarang sudah Rp 12.600, akhirnya produksi kita turunkan hanya bisa 3,5 kuintal saja," kata Yayuk.

Yayuk menambahkan, ia tidak berani menaikkan harga tempe buatannya karena takut kehilangan pelanggan.

Menurutnya, dengan mengurangi ukuran tempenya saja, banyak pelanggan yang protes kepada Yayuk.

"Kita cuma kurangi ukurannya jadi lebih tipis, biasanya 5 sentimeter, sekarang 4 sentimeter, gitu aja banyak yang protes awalnya, makanya kita tidak berani menaikkan harga," tambahnya.

Senada dengan Yayuk, Ridho, perajin tempe lain di Desa Kunir Kidul juga mengeluhkan kenaikan harga kedelai setelah naiknya bahan bakar minyak.

Menurut Ridho, jika semua bahan mengalami kenaikan, pengusaha seperti dirinya terancam gulung tikar.

Bahkan, menurutnya, beberapa perajin ada yang mencampur kedelai dengan buah pepaya untuk menghemat biaya produksi tempe.

"Ada yang bikin tempe itu dicampur pepaya supaya lebih hemat, ya memang rasanya beda, tapi kalau enggak gitu banyak yang enggak bisa produksi karena semua bahan naik," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

Surabaya
Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com