LUMAJANG, KOMPAS.com - Kenaikan harga kedelai sejak beberapa bulan terakhir menjadi masalah bagi perajin tempe di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Sebab, kenaikannya cukup tinggi.
Dalam kurun waktu tiga bulan, harga kedelai di Lumajang naik dari Rp 8.000 per kilogram menjadi Rp 12.600 per kilogram.
Yayuk, salah satu perajin tempe di Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang mengatakan, naiknya harga kedelai membuatnya harus mengurangi jumlah produksi tempe dalam sehari.
Baca juga: Stok Vaksin Meningitis di Lumajang Kosong, Jemaah Umrah Terancam Batal Berangkat
Biasanya, saat harga kedelai berkisar antara Rp 8.000 - Rp 9.000, produksi tempenya bisa menghabiskan 4,1 kuintal kedelai.
Namun, gara-gara lonjakan harga yang drastis ini, ia hanya mampu memproduksi 3,5 kuintal setiap hari.
Menurut Yayuk, kenaikan harga kedelai sebelum ini tidak pernah langsung tinggi. Biasanya hanya berkisar antara Rp 100 - Rp 300 saja.
Baca juga: Pengusaha Tambang di Lumajang Jadi Tersangka, Ini Kata Sekda soal SPK Perbaikan Jalan
"Ini naiknya langsung tinggi, tiga minggu lalu itu masih Rp 12.000, sekarang sudah Rp 12.600, akhirnya produksi kita turunkan hanya bisa 3,5 kuintal saja," kata Yayuk.
Yayuk menambahkan, ia tidak berani menaikkan harga tempe buatannya karena takut kehilangan pelanggan.
Menurutnya, dengan mengurangi ukuran tempenya saja, banyak pelanggan yang protes kepada Yayuk.
"Kita cuma kurangi ukurannya jadi lebih tipis, biasanya 5 sentimeter, sekarang 4 sentimeter, gitu aja banyak yang protes awalnya, makanya kita tidak berani menaikkan harga," tambahnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.