Menjelang musim hujan, ia mengimbau kepada masyarakat Jawa Timur untuk menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungannya, minimal satu minggu sekali melalui Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik.
Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga untuk melakukan pemeriksaan, pemantauan, pemberantasan jentik nyamuk demi mengendalikan penyakit tular vektor khususnya DBD.
Baca juga: Waspada Peningkatan Kasus DBD, Ini Gejala Demam Berdarah Dengue
Erwin menjelaskan, PSN dapat dilakukan melalui kegiatan 3M plus, yaitu menguras atau membersihkan bak mandi, vas bunga, tempat minum binatang peliharaan, tatakan dispenser.
Selanjutnya menutup rapat Tempat Penampungan Air (TPA), jika TPA tidak mungkin dikuras atau ditutup, bisa diberikan larvasida.
Yang terakhir, menyingkirkan, memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas seperti ban bekas, botol plastik, kaleng bekas, yang ada di rumah.
Baca juga: 4 Ciri-ciri DBD Tahap Awal, Jangan Sampai Terlambat Ditangani
"Plus menghindari gigitan nyamuk dengan cara memberantas larva, memberikan larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, menanam pohon pengusir nyamuk, memakai kelambu, repelent/anti nyamuk, dan lain sebagainya," ujar dia.
Untuk mengendalikan penyakit DBD, Pemprov Jawa Timur telah melakukan berbagai upaya, antara lain mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur tanggal 22 September 2022 tentang Kewaspadaan DBD di musim penghujan.
Selain itu, Dinkes Jatim juga telah membuat surat ke dinkes kabupaten/kota tentang penatalaksanaan DBD untuk disampaikan ke fasyankes daerah.
Juga surat tentang kewaspadaan kenaikan kasus DBD, penekanan pada upaya pencegahan dan pelaporan 1x24 jam agar dapat segera dilakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) oleh puskesmas/dinkes kabupaten kota.
"Jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala DBD, seperti demam mendadak tinggi, nyeri sendi, nyeri otot dan atau muncul bintik-bintik kemerahan di kulit, segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.