Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Nyawa Pelajar di Jatim Melayang akibat Penganiayaan di Sekolah, Ini Deretan Kasusnya

Kompas.com - 25/09/2022, 16:18 WIB
Pythag Kurniati

Editor

SURABAYA, KOMPAS.com- Kekerasan yang menimpa pelajar marak terjadi. Di Jawa Timur, sejumlah korban kekerasan antar-pelajar ini bahkan meninggal dunia.

Hal ini membuat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turun tangan hingga menginstruksikan pembentukan Satgas Perlindungan Siswa di lingkungan sekolah.

Berikut sederet kasus kekerasan yang terjadi di Jawa Timur beberapa waktu terakhir:

Baca juga: Soal Surat Kesepakatan Orangtua Santri Pondok Gontor Saat Mendaftar, Pakar Hukum: Perjanjian Tak Boleh Bertentangan dengan Undang-Undang

Santri Pondok Gontor tewas di tangan senior

Soimah (45) menunjukkan foto putranya AM (17) santri pondok pesantren Gontor yang tewas lantaran dianiaya oleh seniornya sendiri, Senin (12/9/2022).KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA Soimah (45) menunjukkan foto putranya AM (17) santri pondok pesantren Gontor yang tewas lantaran dianiaya oleh seniornya sendiri, Senin (12/9/2022).

Pada 22 Agustus 2022, terjadi penganiayaan di lingkungan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) di Ponorogo, Jawa Timur.

Kekerasan tersebut dilakukan oleh dua orang santri senior berinisial MFA (18) asal Tanah Datar, Sumatra Barat dan IH (17) asal Pangkal Pinang, Bangka Belitung.

Akibatnya penganiayaan tersebut, seorang santri berinisial AM asaL Palembang, Sumatra Barat meninggal dunia.

Baca juga: Di Balik Hilangnya Nyawa Santri Pondok Gontor...

Kapolres Ponorogo AKBP Catura Cahyono Wibowo menjelaskan, peristiwa itu bermula dari adanya kegiatan perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).

Dua senior yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu menganiaya AM lantaran ada barang perkemahan yang hilang dan rusak. Tersangka MF lalu menendang bagian dada korban sebagai hukuman.

"Sedangkan tersangka IH memukul dengan patahan tongkat Pramuka ke bagian kaki dan melakukan pukulan tangan kosong ke bagian dada," kata Catur.

Baca juga: Setelah Insiden Tewasnya Santri, Ponpes Gontor Perbaiki Sistem Pengasuhan dan Pendidikan

AM lantas meninggal dunia.

Polisi menyayangkan kasus kematian itu baru dilaporkan oleh pihak pondok pesantren, dua minggu setelah santri meninggal dunia.

Jasad AM sudah lebih dulu diantarkan ke keluarga. Namun menurut keterangan keluarga, putranya mulanya disebut meninggal karena kelelahan.

Sang ibu, Soimah merasa tak percaya setelah melihat kondisi jenazah anaknya.

Soimah pun sempat menyampaikan curahan hatinya pada Hotman Paris hingga videonya viral di media sosial. Polisi kemudian melakukan proses dan menetapkan dua senior AM sebagai tersangka.

Baca juga: Rekonstruksi Kasus Kematian Santri Pondook Gontor, 50 Adegan Diperagakan di 2 Lokas

Pelajar di Jember tewas usai ditendang temannya

Ilustrasi penganiayaanKOMPAS.COM/ERICSSEN Ilustrasi penganiayaan

Pada 23 Agustus 2022, seorang pelajar kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Jember berinisial R (16), ambruk dan tewas setelah ditendang oleh temannya, M (16).

Peristiwa itu terjadi saat pergantian jam istirahat sekolah.

Kasatreskrim Polres Jember AKP Dika Hadiyan Wiratama menjelaskan, pelaku dan korban adalah siswa baru angkatan 2022 yang baru aktif bersekolah pada Juli 2022.

 

Keduanya berasal dari jurusan teknik dan bisnis sepeda motor. Penganiayaan tersebut terjadi karena persoalan asmara.

"Yang bersangkutan ini sakit hari karena pacarnya di-chat yang kurang enak," kata Dika.

Pelaku lalu mendatangi ruang kelas korban dan memanggilnya.

Meski korban sudah minta maaf, namun M tetap menendang bagian leher korban dengan kaki kanannya.

"Sehingga korban pingsan dan meninggal dunia," kata dia.

Baca juga: Ditendang Temannya, Pelajar SMK di Jember Ambruk dan Tewas, Terjadi Saat Pergantian Jam Istirahat Sekolah

Pelajar di Sidoarjo tewas dikeroyok temannya

Megah salah satu bengunan milik sekolah ICM Sidoarjo yang berada di lokas Sarirogo SidoarjoKOMPAS.COM/MUCHLIS Megah salah satu bengunan milik sekolah ICM Sidoarjo yang berada di lokas Sarirogo Sidoarjo

Pada 12 September 2022, seorang pelajar Sekolah Insan Cendekia Mandiri di Sidoarjo, Jawa Timur berinisial MTF (17) tewas usai dikeroyok dan dianiaya teman seangkatannya.

Kapolres Sidoarjo Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro menjelaskan, korban yang berasal dari Sulawesi Selatan, tewas usai mengalami luka parah di bagian kepala akibat benda tumpul.

"Sesuai dengan hasil visum meninggalnya korban disebabkan karena pendarahan pada otak," kata dia.

Baca juga: Polisi Sayangkan Sekolah di Sidoarjo Tak Segera Lapor Saat Ada Siswa yang Tewas akibat Dianiaya Temannya

Polisi telah menangkap dan menetapkan tiga teman seangkatan korban sebagai tersangka.

Mereka yakni SJ (17) asal Gresik, Jawa Timur. Kemudian MM (18) asal Yogyakarta dan MKM (17) asal Tulungagung.

Penganiayaan tersebut terjadi karena pelaku menuding korban mengambil uang seorang teman di asrama.

"Dari keterangan salah satu pelaku, sempat mengetahui perbuatan yang dilakukan korban dan sudah melaporkannya ke pihak pengurus sekolah, namun terlambat merepons," kata Kusumo.

Baca juga: Marak Kekerasan Antar-pelajar di Jatim, Khofifah Instruksikan Bentuk Satgas Perlindungan Siswa di Sekolah

Respons Gubernur dan Dinas

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam keterangan tertulis yang diterima oleh Kompas.com menilai, beberapa kasus kekerasan antar-pelajar terjadi lantaran persoalan yang seharusnya bisa diselesaikan dengan lebih baik.

"Banyak kasus tindak kekerasan terjadi karena ketidaktahuan pelaku maupun korban. Beberapa tindakan kekerasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa tetapi berpengaruh besar pada korban," kata Khofifah, Jumat (23/9/2022).

Khofifah mengatakan sekolah seharusnya menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi para siswa.

Dia pun menginstruksikan pembentukan Satgas Perlindungan Siswa di lingkungan sekolah di wilayah Jawa Timur.

Hal itu dilakukan untuk menjamin keamanan dan keselamatan para siswa.

"Sebagai upaya pencegahan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan, hal yang paling krusial yang harus dipahami sekolah adalah bentuk kekerasan serta dampak yang mungkin ditimbulkan dari kekerasan," kata dia.

Baca juga: Kya-kya Surabaya Disulap Jadi Kampung Pecinan, Pedagang Dilatih Masak Chinese Food

Menurut dia, kekerasan berwujud bermacam-macam hal.

Antara lain, mempermalukan seseorang di depan orang lain, menuliskan komentar yang menyakitkan, mengancam, menakut-nakuti, menyebarkan berita bohong, hingga kekerasan fisik.

"Dengan mengetahui bentuk kekerasan dan faktor, kita akan menjadi lebih mawas diri agar tidak menjadi pelaku atau korban kekerasan," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi mengemukakan, semua kepala sekolah di wilayah Jawa Timur diminta membentuk satgas perlindungan di sekolah.

"Ini sesuai instruksi Bu Gubernur untuk mencegah terjadinya kekerasan fisik maupun nonfisik di lingkungan sekolah," katanya.

Baca juga: Pelajar ICM Sidoarjo Tewas Dikeroyok Teman Seangkatan

Satgas perlindungan siswa akan beranggotakan pihak sekolah, orangtua siswa atau komite dan siswa atau OSIS.

Sedangkan bagi sekolah berasrama ditambahkan perwakilan pesantren atau pengelola asrama.

Guru juga diminta menyusun pembelajaran yang terintegrasi dengan program anti-kekerasan.

Kemudian menyalurkan potensi dan minat siswa dengan penguatan kegiatan intra dan ekstrakulikuler.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Muhlis Al Alawi, Bagus Supriadi, Muchlis, Ghinan Salman | Editor: Priska Sari Pratiwi, Dheri Agriesta, Andi Hartik, Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dalam Sehari, Dua Rumah dan Satu Indekos di Kota Malang Kemasukan Ular

Dalam Sehari, Dua Rumah dan Satu Indekos di Kota Malang Kemasukan Ular

Surabaya
Ditanya soal Status Bupati Sidoarjo, Mendagri: Semua yang Tersangka Akan Dinonaktifkan

Ditanya soal Status Bupati Sidoarjo, Mendagri: Semua yang Tersangka Akan Dinonaktifkan

Surabaya
Mantan Wabup Bondowoso Ikut Penjaringan Calon Bupati Blitar melalui PDI-P

Mantan Wabup Bondowoso Ikut Penjaringan Calon Bupati Blitar melalui PDI-P

Surabaya
Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Surabaya
Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Surabaya
Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Surabaya
Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Surabaya
Soal Adik Via Vallen Diduga Terlibat Penggelapan Motor, Keluarga: Kami Enggak Tahu Keberadaannya

Soal Adik Via Vallen Diduga Terlibat Penggelapan Motor, Keluarga: Kami Enggak Tahu Keberadaannya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Mobil Pribadi Masuk dan Terjebak di Sabana Bromo, TNBTS: Sudah Dapat Teguran Keras

Mobil Pribadi Masuk dan Terjebak di Sabana Bromo, TNBTS: Sudah Dapat Teguran Keras

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Surabaya Dijaga Ketat karena Dikunjungi oleh Sejumlah Kepala Daerah di Indonesia Hari Ini

Surabaya Dijaga Ketat karena Dikunjungi oleh Sejumlah Kepala Daerah di Indonesia Hari Ini

Surabaya
Remaja di Banyuwangi Hanyut ke Sungai Usai Jatuh Saat Naik Motor

Remaja di Banyuwangi Hanyut ke Sungai Usai Jatuh Saat Naik Motor

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Mari Donasi untuk Kakek Jumadi dan Rehan, Ayah dan Anak di Lumajang Tinggal di Pondok Bekas Tempat Memasak Air Nira

Mari Donasi untuk Kakek Jumadi dan Rehan, Ayah dan Anak di Lumajang Tinggal di Pondok Bekas Tempat Memasak Air Nira

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com