Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kya-kya Surabaya Disulap Jadi Kampung Pecinan, Pedagang Dilatih Masak "Chinese Food"

Kompas.com - 24/09/2022, 19:59 WIB
Ghinan Salman,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kawasan Kya-kya, Jalan Kembang Jepun, Surabaya, Jawa Timur, terus bersolek.

Dalam waktu dekat, kawasan ini akan dicat nuansa pecinan dengan perpaduan merah tua dan kuning emas.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku menginginkan kawasan pecinan di Kya-kya reborn itu akan dibuat semirip mungkin dengan di China.

"Selain itu, ada juga perpaduan warna hijau dan hitam. Jadi nanti setiap nama toko yang ada di Kya-kya akan dibuatkan dari papan," kata Eri di Surabaya, Sabtu (24/9/2022).

Baca juga: Kya-kya Reborn, Momen Meramaikan Kembali Pecinan Kembang Jepun di Surabaya

Eri menjelaskan, detil-detil seperti papan nama toko itu semakin membuat kawasan ini kental dengan pecinannya.

Saat ini, lanjut dia, pemkot sedang berkoordinasi dengan pemilik toko yang ada di kawasan Kembang Jepun.

"Kalau sudah dikatakan kawasan ini sebagai kampung pecinan, ya ayo dijadikan kampung pecinan betul. Ketika tempat ini dijadikan wisata atau pusat kuliner khas pecinan itu (Kota Surabaya) akan semakin menarik," ujar Eri.

Saat ini, lanjut Eri, Pemkot Surabaya tengah memberikan pelatihan kepada UMKM di kawasan Kya-Kya untuk memaksimalkan menu makanan khas Pecinan.

Baca juga: Setelah 2 Tahun Vakum, Pasar Semawis di Kawasan Pecinan Semarang Dibuka Lagi

Pelatihan itu juga menggandeng Chef dari Asosiasi Pengusaha Kafe Dan Restoran Indonesia (Apkrindo) untuk menambah menu masakan khas Pecinan atau yang biasa dikenal sebagai Chinese food.

"Ini UMKM lokal sedang dilatih oleh Apkrindo, karena UMKM lokal kesukaannya membuat memakanan lokal. Sekarang dilatih untuk membuat makanan khas Pecinan," kata Eri.

 

Ia mengaku, hal tersebut lumrah berjalan saat masa transisi atau pengenalan destinasi wisata baru.

Sebab, pelatihan yang diberikan kepada para UMKM ini digelar selama satu minggu, hingga mereka bisa menyajikan masakan khas Pecinan yang enak agar pengunjung tidak merasa kecewa.

Karena, saat Eri melakukan pengecekan masih menemukan beberapa makanan dan minuman seperti es jus dan seblak.

"Padahal namanya Chinatown. Masa ganti Jowotown itu yo opo . Karenanya, pelatihan ini digelar satu mingguan, jadi dia (UMKM) sampai lanyah (tidak apa-apa), habis dilatih dicicipi sampai enak lalu kita lepas," kata dia.

Baca juga: Melihat Tradisi Buang Sial Melalui Burung Pipit di Pecinan Semarang

"Jangan sampai dia (UMKM) rasanya belum pas seperti Chef yang melatih, lalu dijual di sana, pengunjung akan kecentok (kecewa)," imbuhnya.

Menurutnya, Pemkot Surabaya tidak hanya menjalankan tugas untuk melatih UMKM saja. Tetapi juga membuat UMKM tersebut berhasil.

"Karena saya bilang ke teman-teman, bukan melatih lalu selesai, tapi tugas kamu adalah dia (UMKM) berhasil maka kamu berhasil," tegas Eri.

Baca juga: 7 Pecinan di Indonesia, dari Petak Sembilan, Singkawang, hingga Kesawan Square

Lebih lanjut, tidak hanya UMKM saja yang berdagang di kawasan wisata Kya-Kya.

Tetapi juga ada beberapa lapak Apkrindo yang membantu untuk menarik minat pengunjung di kawasan wisata tersebut.

"Kalau tidak berjalan, tidak bisa besar (Kya-Kya) ini. Tapi kalau semua UMKM tanpa ada makanan yang menarik dan terkenal, juga tidak ramai," tutur Eri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Surabaya
Jelang Mudik Lebaran 2024, PLN Malang Siagakan SPKLU untuk Kendaraan Listrik

Jelang Mudik Lebaran 2024, PLN Malang Siagakan SPKLU untuk Kendaraan Listrik

Surabaya
Dua Truk Tabrakan di Gresik dan Menyebabkan 3 Orang Terluka

Dua Truk Tabrakan di Gresik dan Menyebabkan 3 Orang Terluka

Surabaya
Harga Daging Ayam di Sumenep Rp 48.000 Per Kg, Warga Kurangi Pembelian

Harga Daging Ayam di Sumenep Rp 48.000 Per Kg, Warga Kurangi Pembelian

Surabaya
Jalur Piket Nol Tetap Buka Saat Mudik Lebaran, Diberlakukan Sistem Buka Tutup

Jalur Piket Nol Tetap Buka Saat Mudik Lebaran, Diberlakukan Sistem Buka Tutup

Surabaya
Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba

Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com