SURABAYA, KOMPAS.com - Orangtua, pelajar di Sidoarjo yang tewas saat ujian kenaikan tingkat (UKT) silat, Dedik Hainul Akbar (47), mengaku telah didatangi pihak perguruan silat saat tahlilan hari kedua meninggalnya Arif Rifki Al-Masih (17).
Kedatangan perwakilan perguruan silat itu, kata Dedik, untuk menyampaikan belasungkawa dan permohonan maaf atas insiden itu.
"Saya sudah bilang bilang ke mereka, bahwa permohonan maaf dan ucapan belasungkawa saya maafkan, perkara ini biarkan berjalan sesuai aturan hukum yang berlaku," kata Dedik saat berbincang di kediamannya, Dusun Jenggolo, Kelurahan Pucang, Sidoarjo, Kamis (22/9/2022).
Dedik mengatakan, keluarga tak bisa mengintervensi penyidik Polri yang sedang bekerja mengungkap kasus itu. Keluarga pun telah menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus itu kepada polisi.
"Semoga ini lekas selesai agar semuanya bisa tenang. Saya tenang karena sudah ada kepastian hukum, mereka bisa tinggal menjalani hukumannya," kata Dedik.
Dedik mengaku sengaja membawa perkara ini ke ranah hukum untuk memberikan efek jera kepada oknum perguruan silat itu. Ia berharap hal ini jadi pelajaran agar tak ada tindakan berlebihan saat latihan atau ujian silat.
Baca juga: Orangtua Pelajar di Sidoarjo yang Tewas Saat Ujian Silat: Saya Sengaja Bawa ke Ranah Hukum...
"Biarkan saja ini biar jadi efek jera ke mereka, jangan sampai ada korban seperti ini lagi, kasihan toh mereka peserta hanya anak-anak, kalau ada yang melanggar jangan sampai ada kekerasan fisik, toh kalau pun ada jangan area vital yang dipukul, lagi pula ini bukan perang," jelas Dedik.
Dedik kecewa karena perguruan silat yang menjadi penyelenggara UKT terkesan menutupi kejadian sebenarnya.
Bahkan, salah satu perwakilan perguruan silat yang menyampaikan kabar ke rumah Dedik, menyebut Arif pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Nyatanya, Dedik mendapati Arif dalam kondisi koma di RS.
"Kok bisa anak saya cuma berlari pingsan sampai semaput, pas saya nyampek di rumah sakit kaget anak saya sudah dipenuhi selang dari mulut dan dadanya, ini jelas enggak beres, anakku ini koma," papar dia.
Karena merasa tak puas, Dedik kembali bertanya kepada pelatih tersebut dengan nada kecewa.
"Iki temenan tah, soale lek koyok ngene gak mungkin karena lari (Ini beneran ya, soalnya anakku ini koma, gak mungkin kalau hanya lari)," kata Dedik mengulangi percakapannya.