Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo menjelaskan, peristiwa bermula dari adanya kegiatan perkemahan Kamis Jumat (Perkajum) yakni Kamis (11/8/2022) dan Jumat (12/8/2022).
Acara perkemahan itu dilaksanakan di Desa Campursari, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Kegiatan perkemahan lalu berlanjut pada Kamis dan Jumat berikutnya yakni tanggal 18-19 Agustus 2022.
Kemah kali kedua tersebut dilakukan di Desa Wulangan, Kecamatan Sambit.
Baca juga: Polisi Dalami Dugaan Obstruction of Justice dalam Kasus Kematian Santri Gontor
Adapun saat itu AM mengikuti perkemahan bersama dua rekannya yang bernisial RM dan NS.
"Selanjutnya pada hari Sabtu tanggal 20 Agustus 2022, pengembalian dan pengecekan perlengkapan," kata Catur.
Dalam hal ini dua senior yang menjadi tersangka, MF berperan sebagai Ketua I Perlengkapan. Sedangkan IH menjadi Ketua II Perlengkapan.
Mereka memanggil korban AM dan dua rekannya untuk menghadap pada Senin (22/8/2022) pukul 06.00 WIB di ruang ankuperkap gedung 17 Agustus lantai 3 Ponpes Gontor.
Baca juga: Ucapan Santri Gontor Sebelum Tewas pada Sang Ibu, Sebut Ingin Perbaiki Sistem di Ponpes
Dua tersangka yang merupakan senior korban menghukum AM dan dua rekannya karena ada barang kemah yang hilang dan rusak.
Tersangka MF menendang bagian dada AM.
"Tersangka IH memukul dengan menggunakan patahan tongkat Pramuka ke bagian kaki dan melakukan pukulan tangan kosong ke bagian dada," kata Catur.
Baca juga: Curahan Hati Putra Soimah Sebelum Tewas Diduga Dianiaya Senior di Ponpes Gontor
Sekitar 45 menit setelah pemanggilan dan penganiayaan tersebut, AM ambruk tak sadarkan diri.
Dua rekan korban dan tersangka MF lalu membawa AM menggunakan becak inventaris pondok menuju IGD RS Yasyfin Pondok Gontor.
AM dinyatakan telah meninggal dunia usai dilakukan pemeriksaan.
“Sekira pukul 10.00 WIB, pihak pondok memberi kabar kepada keluarga korban bahwa AM telah meninggal dunia. Kemudian sekitar pukul 14.00 WIB pihak pondok mengantarkan jenazah melalui jalur darat untuk diserahkan ke keluarga di Kota Palembang Sumatra Selatan,” tutur Catur.