Belasan orang siswa dan guru harus dirujuk ke Rumah Sakit Waluyo Jati Kraksaan karena mengalami luka.
Rata-rata para korban mengalami luka robekan, memar, hingga sesak napas.
"Saya mengalami luka di bagian jari tangan kiri akibat terbentur tiang jembatan," ujar dia.
Baca juga: Unjuk Rasa Tolak Kenaikan Harga BBM di Probolinggo, Diwarnai Aksi Polisi Pungut Sampah
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Probolinggo Hengki Cahjo Saputra menjelaskan, jembatan gantung berketinggian 10 meter tersebut sudah berusia 20 tahun.
"Jembatan gantung ambruk dikarenakan overload. Ketika berada di atas jembatan, sekitar 36 siswa tersebut berkumpul serta menggoyang-goyangkan jembatan. Karena overload, akhirnya cantolan pemberat jembatan yang ada di ujung itu patah,” kata Hengki saat dihubungi Kompas.com, Jumat.
Beberapa komponen jembatan berjatuhan ke sungai sehingga perlu dilakukan perbaikan pada jembatan sisi timur dan barat.
Baca juga: 36.180 KK di Probolinggo Terima BLT BBM Rp 500.000
“Untuk penanganan masih dilakukan asesmen di lapangan oleh Dinas PUPR. Pembenahan dirapatkan dengan BPBD karena bencana leading sektornya BPBD. Harapannya secepatnya nanti dari hasil rakor itu bisa menggunakan dana BTT (Belanja Tidak Terduga) untuk perbaikan jembatan,” terang Hengki.
Sedangkan pengobatan korban akan ditanggung oleh pemerintah daerah.
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Cerita Saksi Jembatan Gantung di Kraksaan Probolinggo Ambruk, Siswa Bergurau Lompat-Lompatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.