Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Penganiaya Santri Pondok Gontor hingga Tewas adalah Santri Lain, Kejadian Tak Hanya di 1 Titik dan 3 Orang Jadi Korban

Kompas.com - 06/09/2022, 13:20 WIB
Pythag Kurniati

Editor

PONOROGO, KOMPAS.com- Seorang santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo Jawa Timur berinisial AM tewas diduga dianiaya.

Kasus tersebut mencuat usai Soimah, ibu korban mencurahkan isi hatinya pada pengacara kondang Hotman Paris.

Pihak PMDG pun akhirnya mengakui ada dugaan penganiayaan dalam kasus kematian AM.

PMDG mengaku telah mengeluarkan beberapa santri yang diduga terlibat dalam penganiayaan.

Kasus ini kini ditangani oleh Satuan Reserse (Sat Reskrim) Polres Ponorogo.

Baca juga: Penjelasan Lengkap Pondok Gontor soal Santrinya Tewas Diduga Dianiaya, Murid yang Terlibat Sudah Dikeluarkan

Rangkaian kejadian tak hanya satu titik

Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono mengatakan, polisi telah memeriksa sembilan saksi dalam kasus tersebut.

Sembilan saksi itu yakni dua santri, empat dokter, dan tiga pengurus pondok.

Jumlah saksi akan terus bertambah. Sebab, rangkaian kejadian dugaan penganiayaan tidak hanya di satu titik saja.

"Kemungkinan saksi diperiksa akan bertambah karena rangkaian kejadian tidak hanya satu titik saja," kata dia, Selasa (6/9/2022).

Adapun terduga pelaku berasal dari kalangan santri.

"Terduga pelaku dari kalangan santri juga," ujar dia.

Baca juga: Berkaca Kasus Meninggalnya Santri Ponpes Gontor, Ini Respons Kemenag

3 korban penganiayaan

Kapolres mengatakan, korban kasus dugaan penganiayaan santri di Pondok Modern Darussalam Gontor berjumlah tiga orang.

"Untuk korban ada tiga. Satu meninggal dunia dan dua masih dirawat," kata dia.

Satu orang yang meninggal adalah AM, santri asal Palembang, Sumatra Selatan.

Baca juga: Santri Tewas Diduga Dianiaya di Pondok Gontor, 7 Saksi Diperiksa


 

Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono WibowoKOMPAS.COM/Dokumentasi Polres Ponorogo Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo
Olah TKP

Kapolres mengemukakan, polisi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada Selasa (6/9/2022).

"Kegiatan hari ini, kami melakukan olah TKP di lokasi kejadian (Pondok Gontor)," kata dia.

Olah TKP dilakukan untuk memperkuat fakta dalam penyelidikan dan kasus akan naik ke tahap penyidikan.

Menurut Catur, barang bukti dugaan penganiayaan masih ada dan telah disita. Sedangkan peristiwa dugaan penganiayaan itu diperkirakan terjadi dua pekan lalu.

Baca juga: Polres Ponorogo Gelar Olah TKP Dugaan Penganiayaan di Pondok Gontor

Ibu korban mencurahkan isi hati

Soimah tak percaya bahwa putra sulungnya, AM, yang menempuh pendidikan Kelas 5i (setara SMA) di Pondok Modern Darussalam Gontor 1, di Kabupaten Ponorogo , Jawa Timur, meninggal. Soimah mengadu ke Hotman Paris.Tangkapan layar Instagram Soimah tak percaya bahwa putra sulungnya, AM, yang menempuh pendidikan Kelas 5i (setara SMA) di Pondok Modern Darussalam Gontor 1, di Kabupaten Ponorogo , Jawa Timur, meninggal. Soimah mengadu ke Hotman Paris.

Kasus tersebut mencuat usai Soimah, ibu santri berinisial AM mencurahkan isi hatinya pada pengacara Hotman Paris.

Dia menyebutkan, anak sulungnya yang menempuh pendidikan kelas 5i atau setara SMA di PMDG Ponorogo meninggal dunia.

Dalam surat terbuka yang dia buat dan telah dikonfirmasi oleh Kompas.com, Soimah menulis putranya sempat disebut meninggal karena kelelahan mengikuti Perkemahan Kamis Jumat.

Namun ternyata saat melihat mayat anaknya, Soimah yakin AM tewas karena dianiaya.

“Sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi mayat anak saya demikian begitu juga dengan keluarga. Amarah tak terbendung, kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima. Karena tidak sesuai, kami akhirnya menghubungi pihak forensik dan pihak rumah sakit sudah siap melakukan otopsi,” jelasnya.

Baca juga: Polisi Sebut Korban Kasus Penganiayaan Santri di Pondok Gontor 3 Orang

Penjelasan Gontor

Juru Bicara PMDG melalui rilis tertulis menyampaikan dukacita dan permohonan maaf pada orangtua dan keluarga korban.

“Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum. Dan sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari,” kata Noor Syahid.

Pihak Gontor menemukan dugaan penganiayaan dalam kematian AM.

Mereka pun telah mengeluarkan sejumlah santri yang diduga terlibat.

“Pada prinsipnya kami, Pondok Modem Darussalam Gontor, tidak memberikan toleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apa pun bentuknya, termasuk dalam kasus almarhum AM ini,” jelas Noor Syahid.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Muhlis Al Alawi, Aji YK Putra | Editor : Andi Hartik, David Oliver Purba, Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tempe Daun Pisang, Oleh-oleh Khas Magetan yang Diburu Pemudik Saat Lebaran

Tempe Daun Pisang, Oleh-oleh Khas Magetan yang Diburu Pemudik Saat Lebaran

Surabaya
Arus Balik Lebaran, Penumpang yang Menyeberang dari Jawa ke Bali Masih 37 Persen

Arus Balik Lebaran, Penumpang yang Menyeberang dari Jawa ke Bali Masih 37 Persen

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Pikap Angkut 23 Penumpang Terguling di Pamekasan, 19 Korban Terluka

Pikap Angkut 23 Penumpang Terguling di Pamekasan, 19 Korban Terluka

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Alasan Izin Shalat di Masjid, Pria 32 Tahun di Magetan Curi Kotak Amal

Alasan Izin Shalat di Masjid, Pria 32 Tahun di Magetan Curi Kotak Amal

Surabaya
Pengunjung Meningkat selama Libur Lebaran, Omzet Tenant di Pusat Perbelanjaan Kota Malang Naik 100-200 Persen

Pengunjung Meningkat selama Libur Lebaran, Omzet Tenant di Pusat Perbelanjaan Kota Malang Naik 100-200 Persen

Surabaya
Terminal Arjosari Malang Diprediksi Masih Dipadati Penumpang sampai Sepekan Mendatang

Terminal Arjosari Malang Diprediksi Masih Dipadati Penumpang sampai Sepekan Mendatang

Surabaya
Tahanan Polsek Dukuh Pakis Surabaya Melarikan Diri

Tahanan Polsek Dukuh Pakis Surabaya Melarikan Diri

Surabaya
Rumah di Gresik Hangus Terbakar Saat Sang Pemilik Pergi

Rumah di Gresik Hangus Terbakar Saat Sang Pemilik Pergi

Surabaya
Sopir Avanza Berkelahi dengan Kru Bus di Jalan Raya Bojonegoro Saat Arus Balik

Sopir Avanza Berkelahi dengan Kru Bus di Jalan Raya Bojonegoro Saat Arus Balik

Surabaya
Setelah Sopir Bus AKAP di Tulungagung Positif Sabu, Giliran Kernet Bus Tersangka karena Mengonsumsi dan Memiliki Ganja

Setelah Sopir Bus AKAP di Tulungagung Positif Sabu, Giliran Kernet Bus Tersangka karena Mengonsumsi dan Memiliki Ganja

Surabaya
Warga Banyuwangi Diserang Ulat Bulu, Muncul Efek Gatal dan Iritasi di Kulit

Warga Banyuwangi Diserang Ulat Bulu, Muncul Efek Gatal dan Iritasi di Kulit

Surabaya
Puncak Arus Balik di Pelabuhan Tanjung Perak Diprediksi Terjadi Dua Kali, Ini Waktunya

Puncak Arus Balik di Pelabuhan Tanjung Perak Diprediksi Terjadi Dua Kali, Ini Waktunya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com