Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manajemen Playtopia Minta Maaf karena Usir Cucu Risma Saat Bermain

Kompas.com - 02/09/2022, 22:21 WIB
Ghinan Salman,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Sementara itu, Fuad Benardi mengatakan, manajemen Playtopia berjanji akan memperbaiki SOP agar tidak terjadi lagi masalah seperti yang dirinya dan keluarga alami.

"Pihak Playtopia sudah meminta maaf dan akan memperbaiki SOP tanpa ada perbedaan ke semua anak. Mereka juga siap menerima saran, masukan, supaya ke depan lebih baik lagi," tutur dia.

Baca juga: Cucu Risma Beri Nama Dumbo kepada Bayi Gajah Sumatera yang Lahir di KBS

Dianggap diskriminatif

Seperti diberitakan sebelumnya, cucu Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini diduga diusir dari playground anak di Mal Ciputra World, Surabaya, pada Rabu (31/8/2022) malam.

Sang ayah, Fuad Benardi, tak terima dengan pengusiran anaknya yang sedang asyik bermain di playground.

Ia menyebut, pengusiran itu adalah bentuk diskriminasi etnis terhadap anaknya.

Pengusiran itu bermula saat anak Risma, Fuad bersama istrinya, Erra Masita Maharani, mengajak dua buah hatinya untuk bermain di gerai playground di Mal Ciputra, Surabaya, bernama Playtopia, Rabu (31/8/2022).

Erra menceritakan, saat masuk ke Playtopia, playground tempat anaknya bermain, petugas memberitahu bahwa setiap anak dan pendamping wajib mengenakan masker di tempat itu. Hal itu lantaran sudah menjadi bagian dari SOP mereka.

Novyana Nurmita Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyebut, pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) bahan bakar minyak merupakan pengalihan dari subsidi BBM.

"Di Playground itu, kami memilih paket satu jam. Dari awal sudah ditegaskan kalau anaknya enggak pakai masker nanti diperingatkan tiga kali, kalau enggak bisa krunya berhak mengusir," kata Erra saat dikonfirmasi, Kamis (1/9/2022).

Mereka pun menyetujui SOP yang menjadi ketentuan playground itu. Di dalam playground, anak kedua Erra ternyata rewel dan enggan mengenakan masker.

Namun, petugas langsung melakukan pengusiran. Padahal, kata Erra, waktu bermain baru berjalan 20 menit.

"Di dalam saya berusaha membujuk anak kedua saya untuk memakai masker, sembari diingatkan dan dibuntuti terus sama salah satu krunya. 20 menit di dalam akhirnya saya keluar," ujar dia.

Sementara anak pertama mereka, yang masih bersedia mengenakan masker, tetap diperkenankan bermain di playground itu, sesuai dengan paket yang mereka bayar, yakni selama satu jam.

"Waktu itu saya pikir keren tempat ini prokes (menerapkan protokol kesehatan) banget, salut," ujar Erra.

Namun, saat Erra dan Fuad menjemput anak pertamanya setelah selesai bermain, melihat banyak anak lain yang dibiarkan petugas meski tak memakai masker.

Melihat hal itu, Fuad pun protes kepada petugas. Ia marah karena hanya anaknya yang dibuntuti dan akhirnya diusir dari playground. Sementara, anak-anak lain masih leluasa bermain meski tak mengenakan masker.

"(Anak lain) itu kok dibiarkan? Enggak ditegur kayak anak saya? Enggak dibuntutin terus kayak anak saya?" kata Fuad menceritakan kepada wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Belasan Ribu Lahan Tadah Hujan di Nganjuk Bakal Dilakukan Pompaisasi

Belasan Ribu Lahan Tadah Hujan di Nganjuk Bakal Dilakukan Pompaisasi

Surabaya
Usai ke PDI-P, Bupati Jember Daftar Penjaringan Bacabup ke PKB

Usai ke PDI-P, Bupati Jember Daftar Penjaringan Bacabup ke PKB

Surabaya
Eks Lokalisasi Gunung Sampan di Situbondo Diubah Menjadi Wisata Karaoke

Eks Lokalisasi Gunung Sampan di Situbondo Diubah Menjadi Wisata Karaoke

Surabaya
Harga Gula di Kota Malang Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Gula di Kota Malang Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Surabaya
Mobil Pribadi Terjebak di Sabana Bromo, Begini Aturannya

Mobil Pribadi Terjebak di Sabana Bromo, Begini Aturannya

Surabaya
Makan Korban WNA, Spot Foto di Kawah Ijen Banyuwangi Akhirnya Ditutup

Makan Korban WNA, Spot Foto di Kawah Ijen Banyuwangi Akhirnya Ditutup

Surabaya
Respons Kuasa Hukum Korban Kekerasan atas Bantahan Anak Anggota DPRD Surabaya

Respons Kuasa Hukum Korban Kekerasan atas Bantahan Anak Anggota DPRD Surabaya

Surabaya
Sepekan PDI-P Buka Pendaftaran Pilkada Madiun, Belum Ada yang Ambil Formulir

Sepekan PDI-P Buka Pendaftaran Pilkada Madiun, Belum Ada yang Ambil Formulir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Ribuan Ulat Bulu “Serang” Permukiman di Ponorogo, Warga: Gatal-gatal meski Sudah Mandi

Ribuan Ulat Bulu “Serang” Permukiman di Ponorogo, Warga: Gatal-gatal meski Sudah Mandi

Surabaya
Isa Bajaj Minta Pemkab Pasang CCTV di Alun-alun Magetan Usai Insiden yang Menimpa Anaknya

Isa Bajaj Minta Pemkab Pasang CCTV di Alun-alun Magetan Usai Insiden yang Menimpa Anaknya

Surabaya
Gibran dan Bobby Disebut Akan Terima Satyalancana dari Presiden Jokowi di Surabaya

Gibran dan Bobby Disebut Akan Terima Satyalancana dari Presiden Jokowi di Surabaya

Surabaya
Bendahara PNPM di Magetan Dijebloskan ke Sel

Bendahara PNPM di Magetan Dijebloskan ke Sel

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com