SURABAYA, KOMPAS.com - Kota Surabaya, Jawa Timur, menerima penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebagai kabupaten/kota terbaik di Provinsi Jawa Timur pada penilaian kinerja delapan aksi konvergensi penurunan stunting pada 2022.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersyukur atas penghargaan yang diterima tersebut. Menurutnya, hal ini menunjukkan ketika penanganan stunting di Surabaya dilakukan secara bersama, maka hasilnya bisa signifikan.
Baca juga: Dibuka September, Kawasan Eco Wisata Romokalisari Surabaya Sediakan ATV hingga Kano
"Surabaya memiliki target menjadi zero stunting. Jadi, Insya Allah sampai akhir Desember 2022, kita sudah bergerak bersama dengan perguruan tinggi, dengan semua elemen yang ada di Kota Surabaya," kata Wali Kota Eri Cahyadi, Rabu (31/8/2022).
Untuk mencapai zero stunting, Eri Cahyadi menyatakan, sejumlah upaya konvergensi percepatan pencegahan stunting akan terus dilakukan.
Mulai dari tahap perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, hingga pemantauan, dan evaluasi.
Bahkan, kata dia, langkah pencegahan tak hanya dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Namun, juga dengan melibatkan seluruh elemen yang ada.
"Penghargaan ini memberikan semangat kepada kami bahwa ini adalah awal dari perjuangan kami di Kota Surabaya dan seluruh stakeholder yang ada. Ini langkah menuju zero stunting di Kota Surabaya," ujar dia.
Data Pemkot Surabaya mencatat, pada 2020, terdapat 12.788 kasus stunting di Kota Pahlawan. Angka tersebut, turun drastis pada 2021 menjadi 6.722 kasus. Bahkan hingga Juli 2022, turun menjadi 1.219 kasus.
Dengan cara pemkot menggandeng seluruh elemen yang ada, dia meyakini pada akhir 2022, stunting di Kota Pahlawan dapat mencapai zero kasus.
Apalagi dengan hadirnya Kader Surabaya Hebat (KSH), maupun perguruan tinggi, dinilai bisa menambah kekuatan Surabaya dalam langkah pencegahan
"Ini yang saya yakin sampai akhir Desember 2022 kita bisa menuju ke zero stunting di Kota Surabaya," kata Eri.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini, 1 September 2022 : Pagi dan Malam Cerah
Meski demikian, Eri menyatakan, upaya pencegahan stunting di Surabaya ini tak boleh berhenti. Artinya, ini seperti sebuah sistem yang harus terus berjalan meski siapa pun pemimpinnya ke depan.
"Sistem ini berjalan, maka ini harus terus tidak boleh berhenti. Jadi, pencegahan itu harus kita lakukan terus, sehingga tidak ada stunting di Kota Surabaya," tutur dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.